Mohon tunggu...
Zain Rohmatika
Zain Rohmatika Mohon Tunggu... -

Semoga ilmu yang saya miliki bermanfaat...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Ali Gondrong

8 Oktober 2014   16:42 Diperbarui: 3 Agustus 2016   00:05 14910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sosoknya begitu nyentrik, terlihat dari penampilannya yang lebih sering berpakaian gelap-gelap atau hitam-hitam. Yang lebih menonjol ialah rambutnya yang selalu dibiarkan terurai panjang, maka julukan gondrong pun tersematkan dalam namanya. Beliau akrab disapa Gus Ali Gondrong, atau nama aslinya ialah KH. Muhammad Ali Shodiqin.

Beliau merupakan seorang pimpinan Pondok Pesantren Roudotun Ni’mah, yang bertempat di Semarang. Namun bukan sebab pondoknya beliau menjadi terkenal di bumi Ponorogo, akan tetapi karena beliau berdakwah dengan cara yang asyik bagi anak-anak muda. Penulis saat ini sedang berdomisili di kabupaten Ponorogo, dan sosok Gus Ali begitu digandrungi oleh anak-anak muda disini, dan sebagian mereka merupakan anak-anak jalanan, anak-anak ‘nakal’, dan ada juga yang preman.

Santri-santri beliau juga bukan anak-anak biasa yang lahir dari keluarga biasa, tapi merupakan anak-anak ‘luar biasa’. Sebab mereka merupakan orang-orang yang bisa keluar dari jeratan pergaulan hitam yang menyelimutinya. Sebagian santri-santri beliau adalah preman, berandalan, mantan penjudi, mantan peminum minuman keras, bahkan sampai ada juga yang mantan PSK. Semuanya mendapat hidayah dari Allah SWT hingga saat ini bisa mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Roudlotun Ni’mah.

Di Ponorogo sendiri, nama Gus Ali begitu terkenal. Komunitas yang mengikuti pengajian beliau dan aktif mengikutinya dinamakan “Mafia Sholawat”. Sekilas mungkin terdengar cukup aneh bagi orang awam. Padahal nama ‘Mafia’ itu sendiri adalah singkatan, maknanya yaitu Manunggaling Fikiran lan Ati ing Ndalem Sholawat. Terjemahan bebasnya adalah menyatukan fikiran dan hati dalam bersholawat. Harapannya ialah menjadikan para jamaah suka bersholawat, dan mau bersholawat dengan istiqomah dan penuh kesadaran sendiri.

Walaupun nama beliau sudah besar, namun semakin tinggi pohon menjulang, angin yang menerpa pun semakin kencang. Nama mafia sholawat banyak diperbincangkan oleh masyarakat, terutama hal-hal buruk mereka. Memang manusia itu cenderung lebih suka mencari keburukan saudaranya daripada kebaikannya. Ditambah lagi memang pada dasarnya sebagian dari jamaah Mafia Sholawat dari orang yang ‘lurus’. Tapi keinginan mereka dan keikutsertaan mereka dalam pengajian Gus Ali Gondrong sudah menjadi kemajuan tersendiri, syukur-syukur mereka bisa bertaubat taubantan-nashuha, taubat yang sebenar-benarnya taubat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun