KETENANGAN. Dan ketepatan. Itu kunci dalam ilmu beladiri. Dan itu yang dilakukan Kiran. Dalam jurusnya yang pertama dia berhasil membuat lawan tak berdaya. Terbelit selendang.
Enam anggota Iblis Sapta Kupatwa terkejut bukan main melihat rekan mereka tak berdaya, mirip seperti tikus yang terjebak. Tak bisa bergerak.
Nyaris serentak keenam lelaki itu melompat. Tiga menyerang Kiran, tiga lainnya mendekati rekannya guna membantu membebaskan.
Dan kembali Kiran memperlihatkan ketenangan. Dengan dingin dia memutar tubuh. Di saat bersamaan dia melontarkan lelaki yang terbelit ke arah tiga rekannya.
“Brukkkkk”
Empat lelaki bertabrakan dan bergulingan.
Nyaris secepat mereka terjatuh, secepat itu pula mereka bangkit. Dengan kemarahan yang ditahan.
“Jika tak diperintahkan untuk menangkapmu hidup-hidup, kau akan mati mengenaskan,” desis si lelaki yang sebelumnya terbelit selendang. Dalam kemarahan dia lupa mengucapkan kata ‘gadisku’.
***
Rembulan masih tersaput mega, mengintip malu-malu.
Di tengah rimba, dekat Pondok Harum, Iblis Sapta Kupatwa mengepung Kiran, menggunakan Formasi Tujuh Bintang.