Kiran tahu, ada racun di dalam tubuh nenek tua itu. Racun kuat yang bahkan tak tertangkal oleh tubuh pemilik julukan si Ratu Racun itu.
***
Kiran teringat pada apa yang terjadi kemarin malam. Pertarungan sengitnya melawan sengit melawan Rakyan Wanengpati dan Durgandini.
Tadi malam, dalam pengintaiannya, Kiran menemukan kedua orang itu sedang berjalan di belakang Mohiyang Kalakuthana di tengah hutan, melangkah menuju pondok kayu dimana Kiran dan Mohiyang selama ini berada. Kiran mengamati mereka dan mendengar apa yang dikatakan Rakyan Wanengpati pada Mohiyang , dia segera tahu bahwa ada yang tidak beres. Mohoyang tidak menjadi dirinya sendiri. Dia dalam kendali di luar kesadarannya...
***
Kiran duduk bersila di bale bambu itu. Tepat di sisi Mohiyang Kalakuthana.
Dipejamkannya matanya. Ditariknya nafas panjang. Tangannya mulai bergerak dan cahaya berwarna perlangi tampak berpendaran di sekitarnya.
Kiran, tabib muda itu, mengobati Mohiyang Kalakuthana, si Ratu Racun yang menculik dirinya.
Cahaya pelangi terus berpendaran. Tangan Kiran bergerak cepat. Matanya terpejam, tapi mata batinnya dapat menemukan dimana bagian- bagian tubuh Mohiyang yang terkena racun paling parah.
Dan diantara gerakan tangan serta upayanya untuk mengobati Mohiyang Kalakuthana, Kiran melihat beberapa gambaran lain berkelebatan.
Dhanapati.