Asap-asap kendaraan yang tajam menusuk dada
tak lagi menakutkan bagiku
sebagai tukang parkir
dicelah sibuknya lalu lalang kendaraan
di Ibu kota
saat orang lain melecehkan pekerjaannya
pendidik jadi pencabul
pejabat jadi koruptor
pendakwah jadi penghujat
aku semakin menyingsingkan lengan baju
di bawah kejamnya panas matahari
memandu roda-roda
kutak ingin jadi orang pintar tapi bodoh
aku terkadang berpikir
jika semua orang ingin berdasi
dengan titel yang merontokkan bulu mata
siapa lagi yang diukir sejarah
sebagai orang-orang tabah
aku berkata begitu
karena mungkin, pekerjaanku hanyalah tukang parkir
namun, bukan hanya aku yang berkata seperti itu
coba kamu tanya pengemis
yang duduk menjulurkan tangan kasarnya di samping
motor yang engkau parkirkan
mereka pasti berkata
"Ya, begitulah yang aku baca di koran, pengalas tidurku dikala malam datang, di pinggiiran jalan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H