Ada banyak kata yang telah kupetik untukmu
dan engkau merangkainya menjadi sebuah bunga
lalu memajangnya di halaman hatimu
menyiramnya dengan air bahagiamu
dari bunga itu
engkau hanya mengenal harumnya
menikmati warnanya
tanpa pernah tahu
bahwa akulah asal muasal benihnya
memberinya pupuk kerendehatianku sekaligus ketidakmampuanku
aku tak ingin mengingat-ingat kebaikanku padamu
karena hanya menggugurkan pahalaku
dan membuat layu bungamu
biarlah aku yang menjadi tukang kebunnya
sedangkan engkau, gadis muda penyuka bunga
sampai kebun bungaku
berubah menjadi sungai air mata
karena tak ada lagi kata yang mampu kupetik untukmu
semunya terhapus
dilenyapkan musim khayalan panjang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H