Jangan kau sentuh dinding rumah
Wahai angin yang tak ingin diam
Sudahilah badaimu
Akan datang pelangiku
Yang berbaring di ranjang empuk itu
Seorang gadis petani tebu
Yang belum lama ini
Bersalaman dengan waktu
Kukira kini
Menit-menit akan lama berlalu
Karena tak ada lagi langkah gemulai
Sebelum subuh
Biarkan ia menyuling manisnya
Lalu memberinya pita
Menbentuknya seperti gula-gula
Untukku, sebagai jaga-jaga
Karena pahitnya dunia bisa datang dari segala arah
Jangan pula kau kira aku siapanya
Aku bukanlah apa darinya
Sebatas dimana kagumku melihat pelanginya
Gadis petani tebu itu
Punya ladang yang tak jauh dari matanya
Tepat di lekuk senyumnya
Ah, istirahatlah dulu di ranjang empuk itu
Karena itu milikmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H