Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup di Ujung Jarum

31 Maret 2016   17:19 Diperbarui: 31 Maret 2016   17:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tangannya gemulai merangkai
susunan benang-benang pengalas kaki orang lain
bahagia ketika banyak rusak
dari situlah pundi-pundi rupiah tercetak
bukan berarti rajutannya tak dihalalkan
tusukan jarumnya yang tajam
tak menyakitkan kaum menengah
malahan, menutupi kekurangan yang bocor
di pinggir trotoar dan samping pedagang kaki lima
mulutnya bernyanyi dengan jarum dan benang
sebagai alat musiknya
walau terdengar bising
bagi kaum borjuis yang sedang mengalami kemacetan
dan perusak pemandangan
bagi kaum pencari gambar yang menawan
hidup di ujung jarum
tak menusuk tubuh
dengan tulus menerima
segala merek sepatu dan sendal

sumber foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun