Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Episode Bulan

28 Desember 2016   14:06 Diperbarui: 28 Desember 2016   14:16 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: www.id.aliexpress.com

Bulan pertama tak bisa terlihat kasat mata 
Bulan kedua hanya sejengkal dada 
Bulan ketiga telah bisa memancarkan cahayanya 
Sampai berikutnya
ke berikutnya

Kusadari itu setelah kutahu
Bahwa malam yang gelap
Tak bisa diterangkan
Hanya sebatas nyala lilin
Lilin ada batasnya
Ketika api telah habis membakarnya

Terkadang kutak sadari hadirnya bulan
Terbutakan kemapanan dan kepongahan
Menbanggakan mimpi malam
Yang setelah pagi hilanglah aromanya
Apalagi rasanya

Bintang-bintang akan selalu
Menenun episode bulan
Sampai Ia hadir dengan wajah sempurna
Seperti sempurnanya manusia
Kala Ia menggunakan panca indranya
Dengan rasa suka cita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun