Dalam  keheningan subuh gemuruh hujan satu persatu berdatangan
Atap-atap rumah warga jadi persinggahan
Rintik-rintiknya kelelahan
Sampai menjelang malam ketiduran
Tiba waktu tengah malam
Terbangun kembali Â
Tak dilihatnya bintang yang ia cari Â
Gumam hati, orang-orang telah berbohong padanya
Katanya di kampung ini kau
Akan melihat bintang seterang matahari
Munafik, munafik, munafik
Nyanyian rintik hujan di ujung genteng
Pemilik rumah memandangnya
Bibir berlafadz kebodohan tak bisa mendapatkan kebenaran
Karena dirinyalah kebodohan itu
Munafik, munafik, munafik
Terus bernyanyi
Selang Lama, ia lelah
Bepancarlah bintang yang ia maksud
Andai ia tak pernah berhenti
Bintang itu pun tak mau dilihatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H