Masih seperti biasanya
saat kuterbangun menatap dunia
ada sinar pagi dan bekas embun yang masih dingin
kuregangkan urat dagingku
setelah meniduri mimpiku
semalam
jelaslah kuselalu ingin merasakan semua ini
beratap langit
bertirai hujan
berdinding hijaunya alam
yang semuanya kusayang
tetap ku di tempat tidur terdiam
dalam bahagia yang bersemayang dalam hati
kutak ingin keluar dari kamar ini
kuingin selalu memegang sinar pagi
yang menyusup ke kamarku
namun, waktu berdentang
kuberdiri dan melangkah ke jendela
ternyata, mau tidak mau
dunia ini berganti
tak selamnya ada hangat pagi
bisa jadi nanti
dingin malam menusuk urat nadiku
setelah itu aku pun mengerti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H