Kau bunga hias di pojok meja itu
Kau selalu disenyumi tamu-tamu
Disandingkan dengan biskuit
Dan teh hangat
Dirawat oleh bibi pembantu
Kalaupun pemilik rumah pergi
Kau mampu melihat seisinya
Melihat lukisan kuda
Mendengar denting jam dinding
Dan merasakan empuknya sofa
Sedangkan aku
Ikan akuarium
Yang sekali seminggu diganti airnya
Ya, kalau pemilik rumah lagi kering kantongnya
Cacing air jadi jalan keluar pangananku
Setidaknya dari liku-liku kehidupanku
Wahai kau bunga di pojok meja itu
Kumengerti bahwa mencintaimu
Bagiku jauh
Duniamu begitu luas
Sedangkan aku begitu sempit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H