dua hari sebelum Ayah ingin pergi
anaknya menampakkan air mata sedih
tak sebening dulu lagi
anaknya takut, penyihir yang didongengkan Ayah hidup kembali
walau anaknya tahu, bahwa penyihir itu hanyalah tokoh fiksi
Ayah berkata kepada anaknya
"simpan air matamu itu, rintikkan nanti di atas sajadahmu ketika engkau berdoa untukku"
mendengar itu anaknya tertawa
Ayahnya berkata lagi
"sebaiknya kamu jangan banyak tertawa, karena hidupmu akan menghadapi ujian, tak selamanya indah"
mendengar itu anaknya terdiam
Ayah berkata lagi
"begitulah engkau seterusnya , karena terdiam berarti tak banyak keluhan"
lalu, untuk apa Ayah menjauh dariku ?
Ayahnya menjawab
"karena hidup,Â
karena aku seorang Ayah,Â
karena untukmu,Â
yang berdoa,Â
sedikit tertawa,Â
yang terdiam,Â
yang pergi untuk menghidupimu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H