Para pembenci sebenarnya hanya butuh air
Ia sangat gerah dengan udara zaman sekarang
Dan juga sumber air di daerahnya sangat langka
Makanya, jangan heran dengan tingkahnya
Gelisah terus
Andai ia seperti aku
Yang suka berimajinasi dengan kopi
Sambil meneguk puisi
Ia bisa membuat sumber air sendiri
Untuk dipakai mandi
Apalagi dijernihkan dengan diksi-diksi
Ia bisa memetaforkan sedih yang dialami
Menjadi bahagia yang hakiki
Apalagi saat ia membuatnya
Di sepertiga malam
Tuhan saat itu turun di langit dunia
Anda pembenci mau membuat puisi
Ia hanya tinggal mendengarkan suara hati nurani
Tak perlu teori itu dan ini
Yang penting happy
Toh, hidup hanya sekali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H