Gelisah ini sudah terbungkus
Kantong pelastik
Bekas es lilin anak-anak yang mengamen di jalanan
Langit sudah gelap
Dan rasa hati semakin kelam
Di persimpangan jalan
Ceritaku-ceritaku kukisahkan
Ke telinga-telinga bungkam
Tentang cinta setia yang kalah
Oleh waktu kebosanan
Kupanggil namanya
Kuteriakkan tempatnya
Kucari-cari di pintu-pintu sepi
Tak ada!
Ucap diriku yang lain
Biar kulukiskan saja
Dalam roh puisi ini
Tentang gelisah yang kujemput malam nanti
Walau memang hadirnya
Beriring tangis dari bulat kedua mata
Yang sedang dinikmati pilihannya
*****
Makassar. 09/01/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H