Katamu dunia telah banyak membuatmu menderita
Menangis
Berkeluh resah
Aku tahu
"Berteriaklah"
Sekeras-kerasnya
Aku mengerti
"Tersedulah"
Sederas-derasnya
Walau aku tahu kesedihanmu tak akan kemarau
Tangismu tak akan gersang
Sebab penderitaan
Hanya lalu
Yang lebih dulu dibahasakan kesedihan
Sudah berapa langit yang runtuh engkau lihat?
Sudah berapa ombak besar tergulung yang engkau tatap?
Bahkan kaki anak yatim yang terpaksa teramputasi
Ketika mengamen di jalan raya dan tertabrak
Tak pernah kau dengar
Usap tanganku kekasih
Tanganku lebih kasar daripada hidupmu
Tetap tertawa
Kita berpelukan esok hari
Di bekas lapak warung kaki lima
Yang sudah bangkrut karena pandemi ini
*****
Makassar. 01 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H