Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Susahnya Menjadi Seorang Pluviophile di Musim Hujan

9 Januari 2020   09:53 Diperbarui: 9 Januari 2020   09:51 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Kadang ada hal yang tak kau sukai itu baik bagimu, dan ada hal yang kau sukai itu tidak baik bagimu.

Frase tersebut selalu saya timbang-timbang, ketika banyak orang yang ngomongin saya yang rela-relanya menikmati hujan di teras sendirian, melihat tarian butir hujan yang jatuh dari ujung atap rumah saya.

Apakah dengan menjadi seorang Pluviophile (Baca: pemuja hujan) itu tidak baik bagiku? Sedangkan ada kebahagiaan yang rasanya tak bisa dijelaskan secara ilmiah ketika turun hujan.

Pada saat itulah objektivitas saya diuji, namun semakin lama saya menimbang frase tersebut semakin dalam pula saya menemukan jawaban akhirnya. Saya menyukainya dan saya bahagia.

Betapa susahnya menjadi seorang Pluviophile di musim hujan, banyak orang yang menilai tidak baik kalau tidak bisa dikatakan buruk, bahkan terkadang dari keluarga saya sendiri.

Contohnya saja: ketika saya ingin membeli kopi sachetan di warung yang agak jauh dari rumah, yang lagi moment-momentnya turun hujan, dan saya santai saja tanpa memakai payung ataupun mantel, dan ketika saya di perjalanan saya sering bernyanyi menyanyikan lagu Sephia dari Shela On 7, tangan saya pun terkadang ikut menari-menari, meraih butir-butir hujan nyang jatuh, walau saya sedang mengendarai motor.

Aneh memang, bagi sebagian orang yang tidak mengenal bahagia saya atupun bahagia kita yang sama-sama seorang Pluviophle.

Padahal, apa salahnya ketika seseorang mensyukuri nikmat Tuhan yang berbentuk hujan, dengan cara menikmatinya dalam khidmat kesendirian merasakan kehidupan yang begitu hidup sehidup-hidupnya.

Bukankah bahagia adalah hak setiap manusia,  termasuk seorang Pluviophile si pemuja hujan.

Dan susahnya lagi, bulan januari sampai bulan april, hujan memang akan menguatkan eksistensinya, dan hal tersebut tak bisa diatur oleh seorang Pluviophile, maka kepada orang-orang di luar sana yang menganggap aneh seorang Pluviophile, aturlah datangnya hujan kalau bisa, kami pun tak begini jika tak ada hujan.

Lagipula kenapa sih suka sekali menilai hal-hal yang membahagiakan orang lain? Bukankah lebih afdol mentadabburi hal-hal yang bisa membuatmu bahagia. Itu lebih berfaedah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun