Jalaluddin Rumi, seorang Guru Besar Sufi yang lahir di Konya-Turki, karya-karyanya menjadi air mancur yang begitu menyejukkan bagi seluruh umat manusia, pesan-pesan cinta bagai mata air yang terasa tak henti-hentinya mengalir, apalagi di tengah zaman digital yang menuntut seluruh umat manusia untuk berakselerasi dengan perkembangan yang ada, wejangan-wejangan moral semakin hari harus tergeruskan oleh kecepatan yang ada.
Olehnya itu, pada artikel kali ini, saya ingin berbagi kepada teman-teman dari hasil bacaan saya, tentang nasehat Jalaluddin Rumi sebelum wafat. Sebagai refleksi dari semua kesibukan dunia, yang telah kita kerjakan selama ini.
Tahun 1273, sebagai tahun dimana Rumi menderita sakit yang sangat serius, dokter-dokter yang datang untuk mengobati demamnya tak tahu apa penyebabnya, menyadari hal itu dokter-dokter kehilangan harapan, dan masyarakat yang ada di Konya hanya berharap pada sebuah keajaiban.
Baca juga : Tasawuf Cinta Menurut Jalaludin Rumi
Namun tidak bagi Rumi, beliau sangat bahagia dan senang, kebahagiaannya itu dilukiskan dalam sebuah puisi:
Mengetahui bahwa adalah Engkau yang mengambil kehidupan, kematian menjadi sangat manis. Selama aku bersama-Mu, kematian bahkan lebih manis dibandingkan dengan kehidupan itu sendiri
Bagi Rumi, ia tidak datang ke penjara yang disebut "dunia", ia hanya ingin pulang ke tempat asal-Nya.
Kematian bagi seorang Jalaluddin Rumi, bukanlah sebuah perpisahan yang meninggalkan semua hal yang telah dimiliki, akan tetapi kematian adalah pertemuan kembali dari segala kepunyaan yang sebelumnya tidak dimiliki. Oleh sebabnya itu, banyak orang yang mengistilahkan kematian sebagai "malam pertemuan kembali".
Baca juga : Jalaludin Rumi dan Pasukan Penyebar Hoaks
Dan sebelum wafat beliau memberi nasehat:
"Aku harap kalian takut dengan Tuhan dimana pun kalian berada, makanlah sedikit saja, tidur sedikit, bicara sedikit, tahanlah diri kalian untuk melakukan kejahatan, tetaplah berdoa dan berpuasa, menerima tanpa mengeluh terhadap tingkah laku yang buruk dari orang lain. Orang terbaik adalah seseorang yang berbuat kepada semua orang, dan pembicaraan terbaik adalah pembicaraan yang sedikit dan ringkas, tapi komprehensif, dan semua pujian hanyalah milik Allah."