Kiranya saya tak perlu terlalu jauh ataupun terlalu dalam mengenai hidup yang sederhana, sebagaimana kesederhanaan itu sendiri adalah tentang menikmati bukan segalanya ingin dimiliki.
Seperti malam ini, berbekal segelas kopi dan Senandung radio. Bagi saya, sudah cukup untuk menikmatinya--menikmati kehidupan--kehidupan yang seharusnya harus selalu patut disyukuri.
Kompleksitas dunia akan terus bertambah dan itu pasti, sebab roda zamanlah yang tak henti-hentinya menggelinding di bawahnya. Dan manusia jika terus-menerus ingin ikut hanyut bersamanya.
Bagaimana bisa makhluk menjadi budak dari benda yang ia ciptakan sendiri?
Lihatlah, petunjuk-petunjuk alam telah dibentang, cukup kita menuliskannya dengan pengamalan. Maka pasti lahirlah kebahagiaan.
Ya itu saja. Bagi saya. Sesederhana itu, bukankah semesta adalah sekolah terbaik untuk manusia melihat kuasa Tuhannya?.
Dengan segelas kopi ini, sejenak bisa mengalihkan pikiran yang seharusnya tidak perlu saya pikirkan dengan hangatnya. Serta dengan senandung radio ini saya dapat bernyanyi apapun lagunya yang jelas, jiwa saya berirama dan bernada.
Yah itu saja, sederhananya dan nikmatilah.
*****
Makassar. 22 November 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H