Aku berterima kasih padamu
Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan
Di batas yang terlihat oleh kedipan mata
yang di dalamnya tertumpa-tumpa tanya
Akan segala pernyataan abjad dan angka-angka
Contoh tanya abjad itu : Â kenapa aku berdiri di depan Tuan-tuan?
Membacakan  rima-rima para penyair yang telah tenang diharibaan Tuhan
Aku berterima kasih padamu
Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan
Nadiku berdenyut lagi ingin berterima kasih padamu
Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan
Di tanah yang ladangnya penuh tumbuhan-tumbuhan aksara
Yang membuat orang ketika mengejanya---memusingkan kepala
Di bebatuan-bebatuan lukisan abstrak nyawa-nyawa yang akan terkubur
Yang diberi tirai berwarna hitam---bahannya seperti kantong kresek yang dibeli Ibu di pasar
Supaya ketika bercermin bagai penyihir tua nan jahat menanyakan kepada cerminnya
"Siapa paling Cantk di Dunia Ini?"
"Anda," jawab cerminnya
dan bagai kisah mainan yang mudah sekali tertawa layaknya manusia
Untuk digiring serta diperkenalkan di penjuru alam
Aku berterima kasih padamu
Atas bunyi-bunyi langkahmu datang kemari Tuan
Di pijakan yang kita tak pernah puas dan terlalu rajin menguak isi kepala untuk menjawab segala
Daripada menyentuh segumpal daging dalam dada. Tuan
Maka jangan putar balik kepala lalu anda mengatakan "Ini Kaki" padahal itu kepala
*****
Makassar, 17 -- Desember -- 2018
_____
*Puisi ini telah dipublikasikan di blog pribadi Sahyul Padarie : puisisahyulpadarie.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H