Air tak selamanya segar
Namun air juga tak selamanya dalam
Air tak selamanya jernih
Namun air juga tak selamanya
Membuatmu basah
Air tercipta di hulu langit
Berganti bentuk sebiji hujan
Yang jatuh dari daratan awan
Merebahkan tubuhnya yang lelah
Di pucuk-pucuk dedaunan
Dedaunan merekah
Menebar udara ke tak terhingga ruang-ruang semesta
--
Lalu manusia ada dimana?
Apa sekadar berlalu lalang mencari penghidupan
Di dunia yang gelap
Yang katanya terang benderang
*****
Makassar, 13 -- November -- 2018.
- Simak video di bawah ini jika ingin mendengar pembacaan puisinya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H