Rusaknya moral, jauh lebih berbahaya daripada bencana alam
Kemajuan zaman khususnya teknologi informasi tak dapat dibendung lagi. Di satu sisi dapat mendekatkan yang jauh namun terkadang disisi yang lain menjauhkan yang dekat, itulah realitas yang dihadapi generasi muda zaman sekarang, begitu mudahnya mereka bersosialisasi, bercengkrama, saling menukar cerita di media social namun ketika mereka dihadapkan pada situasi untuk saling berkontribusi untuk melakukan hal nyata. Nihil adanya.
Hal itulah yang coba dibendung oleh Mahasiswa KKN STAI Al-Furqan Makassar angkatan XV yang berlokasi di Desa Bonto Bunga, Kec  Moncongloe, Kab Maros. Selama dua bulan mereka di sana mebina generasi muda dengan pendalaman ilmu keagamaan , dalam hal ini keilmuan Islam.  Seperti Tadarrus, Qasidah, Bacaan Shalat, Wudhu, Doa-doa Harian, Khat Al-Qur'an, Sholawat, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam festival ini, semua orangtua/wali santri TPQ diajak untuk mengikuti seluruh rangkaian lomba yang ada dalam festival. Agar para orangtua melihat begitu indahnya jika anak-anak mereka selalu berada dalam tuntunan agama, tak disilaukan oleh kilaunya perkebangan dunia internet dewasa ini.
Festival bernuansa keagamaan seperti inilah, yang jika sering diselenggarakan dan berkelanjutan dapat membendung rusaknya moral generasi muda, karena agama apapun yang ada di dunia ini selalu mengedepankan kasih sayang, perdamaian, kejujuran, kedisiplinan, dan persaudaraan yang menjadi inti ajarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H