Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Muhasabah Segelas Kopi

5 Maret 2017   09:42 Diperbarui: 5 Maret 2017   20:00 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari butir-butir gula dan biji kopi
Secangkir kopi terhidang di meja teras rumah
Aromanya begitu lezat
Memanggil kawanan burung merak
Untuk ikut menyeruput air hitam surga

Namun waktu membuatnya semakin pekat
Secangkir kopi tak lagi menghargai manis gula
Ia telah merasa dirinya yang terlezat di jagad raya
Bahkan tetes hujan yang pertama itu
Yang kata orang lebih manis dari madu
Tak mampu membuatnya malu

Seiring banyak orang yang tak memilih kopi
Ia mulai merasa resah
Akan hidupnya yang tak berarti apa-apa
Untuk dirinya, apalagi keluarganya
Katanya ; apa guna lezat dan aroma?

Dari resahnya itu
Ia bermuhasabah
Ia mengurung diri dalam baki
Di mana tak ada pentilasi udara
Agar ia abadi dengan air mata dari dosa-dosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun