Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumam Hati Nenek Tua

10 Januari 2017   19:00 Diperbarui: 10 Januari 2017   19:12 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah rintik hujan yang centil
Nenek tua berjalan lemah
Pulang dari pasar pinggir jalan
Payung lesuh dipegangnya
Sebagai pelindung dari hujan
Yang ingin berbisik asmara

Nenek tua itu telah bosan
Dengan basa-basi cinta
Yang diagung-agungkan
Mudi-mudi zaman sekarang
Yang terkadang hanyut dalam kemalangan

Lucunya mereka anggap kebebasan
Kemudian tertawa dalam canda kesedihan
Setan dapat tontonan gratisan
Sebagai pelepas penatnya
Kala lelah menggoda manusia
Dalam pemberhalaan

Nenek tua tadi terus bergumam ;
Ya Tuhan aku telah tua
Aku tak bisa lagi mendidik mereka
Akan tetapi, setidaknya
Mereka telah melihatku
Berjalan lemah dan lunturlah
Semua lipstik dan bedak-bedakku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun