Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu Mencuci Ibu

21 Oktober 2016   17:04 Diperbarui: 21 Oktober 2016   17:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Klinik Fotografi KOMPAS

Sering tak kupirkan hidupku
Dan tak memahami kulit Yang akan menua ini
Bintik-bintik hitam

Secepatnya akan datang

Waktu muda masih kubahagia
Masih tak banyak mengorek isi otakku
Pakaian yang tak tercuci
Pun tak menjadi risau hati
Betapa kutak memikirkan hal sederhana
bagian perjalanan

Paling sering kunikmati
Air liur yang masih hangat di pagi hari
Ayam jago telah berkokok seribu kali
Entah, kutak peduli
Wajar, arti hidup tak mampu kuketahui

Pernah suatu kali
Gesekan sabun dan kain membangunkanku
Ternya itu bunyi tangan renta Ibu yang lagi mecuci
Betapa kusesali memilih hidup yang bersantai-santai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun