Di mana sampan yang dulu menghantarku
Ke sebuah pulau berkilau pelangi
Aku menunggunya
Dengan hempasan ombak pinggir pantai
Yang tidak berpasir putih
Sebenarnya aku suka menyepi
Tapi tidak seperti ini
Sendiri tak bisa bergerak
Terdampar di lumpur hitam
Yang sangat dalam
Memang, kumampu bernafas
Tapi, nafas yang kurasakan tak pernah lega
Sesak di dada
Sepertinya lebih baik menutup rongga
sampai nafas terakhir menutup usia
Ah, hidup bukanlah yang kurasakan sekarang
Tapi yang bisa kuambil pelajaran
Tak peduli pahit getirnya kehidupan
Selalu ada jalan pulang
Menuju Sang Maha Pemberi Jalan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H