Jam sepuluh mendekatiku
Mengajakku untuk cepat-cepat pergi sekolah
Kelasku diisi bergantian
Karena tak cukup ruangan
Bisa jadi tukang bakso pun datang bergantian
Seragam kusut tak masalah
Karena Ibu tak pernah menyetrika
Sekaligus tak punya
Asalkan kecup Ibu bagai bunga
Telah tertempel di dahiku sebelum ke Sekolah
Melewati lorong-lorong kota
Samping kos mahasiswa dan janda-janda
Ada juga diantaranya
Rumah besar orang kaya
Mempunyai pagar tinggi dari baja
Tampaknya sangat mengkilap
Maklum orang kaya
Aku membunyikannya dengan ranting kayu
Namun, sang pemilik rumah marah
"Hei, jangan sentuh itu Nak, jika pagarku lecet kamu pasti tak bisa menggantinya," katanya
Kupikir orang kaya hidupnya bahagia
Ternyata Beliau juga buta matanya
Mata hatinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H