Mohon tunggu...
Danny Kansil
Danny Kansil Mohon Tunggu... karyawan swasta -

problema adalah kawan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kansil

4 Desember 2011   12:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sangir Talaud yg biasa disebut oleh orang Spanyol dan Portugis: ISLAS SANGRITAS adalah gugusan kepulauan yg terdiri dari kira2 30-an pulau terletak antara Pilipina dan Sulawesi. Suku Satal yg sekarang di jaman prasejarah terbentuk dari campuran etnis asli, etnis Bolaangmongondou, Minahasa dan Sanggrani (Sulu) dari Pilipina selatan.

Khusus leluhur kami adalah asimilasi dari Sanggrani dan Minahasa, yg menjadi satu disepasang suami-istri. suami dari Lokon di Minahasa dan istri dari jalur Ampuang Dulag dari utara (Pilipina). Pasangan ini adalah pendiri kerajaan Siau dan memerintah pd th.1510-1545 (bukan wafat tapi berhenti memerintah). Nama pendiri ini adalah Lokombanua II, permaisurinya bernama Mangimang Dampale.

Lima generasi kemudian turunan dari jalur utara (seorang wanita bernama MAIMUNA) kembali bersuami dari turunan Lokombanua bernama BATAHI (1642-1678) yg bergelar Don Franciscus Xaverius Bataveros. Gelar ini katanya diterima dr Portugis ketika ia dibawa oleh salah satu conquestador sebagai trofej dan belajar disana. Dari mereka lahir Raramenusa (1678-1716) dan Monahisiwoe.

RARAMENUSA dari istrinya yang bernama NELLY dikaruniai anak sulung. Anak ini menjabat perdana menteri yg biasa disebut KASILI. entah sebutan itu asalnya dari kata canselier atau concelore, tetapi yg jelas KASILI berubah jadi KANSIL (1710). Cicit dr Kansil I tsb memakainya sebagai ganti DULAG, sejak saat itu KANSIL menjadi sebutan marga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun