pertumbuhan ekonominya tetap stabil. Situasi tersebut menjadi luar biasa, karena dari proyeksi berbagai lembaga baik dalam dan luar negeri yang muncul adalah rasa pesimisme terkait upaya pemulihan ekonomi global yang belum sepenuhnya kembali normal sebagai dampak pandemi covid-19, pesimisme yang itu terjadi akibat sederet krisis dan konflik regional yang kini secara perlahan mulai mengglobal.
Di tengah  krisis  dan konflik global yang sedang terjadi, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara di dunia yangKeberhasilan menjadi satu dari sedikit negara yang tetap tumbuh positif seperti masa pra pandemi bisa dibaca dari data makro ekonomi pada kuartal III tahun 2023 yang tercatat tumbuh  positif 4,94% (yoy) atau 5,05% (ctc). Data itu diperkuat  tingkat inflasi yang masih terkendali dalam kisaran sasaran 3,01% yakni sebesar 2,61% (yoy) pada bulan Desember 2023. Selain itu, neraca perdagangan  Desember 2023 kembali mencatat surplus yang nilainya mencapai  USD3,31 miliar. Capaian tersebut adalah kalanjutan dari  tren surplus sejak Mei 2020 atau telah berlangsung selama 44 bulan berturut-turut.  Yang lebih istimewa, untuk pertama kalinya juga sejak tahun 2008  terjadi surplus perdagangan Indonesia dengan Cina Tiongkok sebesar USD2,06 miliar pada tahun 2023. Termasuk kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 yang tercatat di angka USD258,82 miliar. Jumlah tersebut lebih tinggi  dibandingkan  dengan nilai impor yang berada di angka  USD221,89 miliar.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, seluruh data tersebut adalah bukti dari langkah tepat dan benar yang telah diambil pemerintah.  Seluruh capaian tersebut menunjukkan bahwa  langkah-langkah makro yang dilakukan oleh Pemerintah  Indonesia sudah berada dalam track yang benar. Demikian pula mengenai pendapatan per kapita kita, pasca Covid-19 ini kita masuk di upper middle income country lagi. Tidak banyak negara masuk di upper middle income country secara konsisten. Dan kita diperkirakan di tahun 2024, income per kapita bisa menembus di angka USD5.300 sampai dengan USD 5.400," ungkap Menko Airlangga.
Pemerintah sendiri tak cukup puas dengan apa yang telah dicapai tersebut. Sejumlah PR dan agenda besar masih ada terus dikerjakan. Utamanya agar tingkat pertumbuhan tersebut tidak terganjal oleh hal-hal yang semestinya bisa diselesaikan pada saat situasi ekonomi dan politik dalam negeri sedang stabil. Salah satu yang kini jadi perhatian pemerintah dalam upaya mempertahankan kelanjutan trend pertumbuhan di masa depan tersebut adalah pembangunan proyek jangka panjang Giant Sea Wall (GSW) di pantai utara Jawa. Proyek besar yang masih dalam PSN (Proyek Strategis Nasional) tersebut  dimaksudkan sebagai sarana penjaga keberlangsungan Pulau Jawa sebagai salah satu mesin utama ekonomi nasional. Perlindungan pesisir pulau Jawa akan meningkatkan resiliensi baik secara ekonomi maupun keamanan. "Kita melihat bahwa koridor utara Jaawa tak boleh terganggu karena menjadi sala satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi pulau ini. Selain itu, keberadaan GSW ini juga bertujuan untuk  menekan logistic cost lebih rendah jadi lebih dari 20%. Nah, salah satunya tadi ada Pelabuhan Patimban. Jadi selain yang Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, ada Patimban. Patimban ini punya potensi untuk sangat membantu di kawasan utara bagian barat. Terutama untuk industri otomotif dan manufaktur. Dibuktikan dalam waktu singkat kapasitas untuk ekspor otomotif yang disiapkan sekitar 218 ribu, langsung 100% tahun kemarin. Itu membuktikan gerakan ekonomi utara yang luar biasa," jelas Menko Airlangga.
Pertumbuhan ekonomi  dan berbagai strategi yang diterapkan ditujukan agar saat situasi ekonomi global mulai menunjukkan tanda-tanda pulih, Indonesia lebih dahulu telah siap. Sejumlah indikator juga mulai muncul. "Ini bisa terlihat dari AS yang sebagai pengungkit mulai bisa menangani inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang mulai terlihat. emikian pula dengan China. Dan Indonesia di region Indo-Pasifik ini berharap bahwa ini menjadi wilayah yang sangat dinamis. Dan pertumbuhan ekonomi dunia ini berbasis pada Indo-Pasifik," pungkas Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H