Program Kartu Prakerja yang lahir sebagai jawaban atas sejumlah masalah yang terjadi selama pandemi covid-19 telah berkembang dan menjelma sebagai inisiatif dalam peningkatan kemampuan para pekerja.  Program ini juga telah muncul dan menjadi  bagian utama dalam upaya memaksimalkan bonus demografi yang tak lama lagi akan dinikmati Indonesia. Karena sifat programnya bertujuan untuk peningkatan kualitas pekerja dan berlangsung secara masif, maka kerjasama seluruh stakeholder menjadi hal niscaya.
Ini dimaksudkan agar target yang ditetapkan pemerintah bisa tercapai terutama melalui tata kelola yang terjaga dengan baik dan akuntabel. Pesan untuk menjaga pelaksanaan program tetap dalam rel yang digariskan tak lain lantaran ekosistem yang terlibat sangat besar. Lembaga-lembaga yang ambil bagian dalam peningkatan kemampuan para pekerja ini berasal hampir dari seluruh Indonesia dan jumlah peserta yang ambil bagian ada belasan juta orang. Â
"Apresiasi sekaligus pesan saya kepada tim pelaksana dan manajemen penyelenggara program ini adalah agar menjaga tata kelolanya. Ini tak lain karena ekosistem yang terlibat sangat besar karena lembaga pelatihannya saja yang hadir berasal dari seluruh pulau di Indonesia, misalnya Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara "Kolaborasi Penguatan Tata Kelola Program Kartu Prakerja" di Jakarta, Selasa (23/1/2024).
Sebagai gambaran jumlah angkatan kerja Indonesia saat ini tercatat mencapai 147 juta orang dan mereka adalah orang-orang yang harus mau dan mampu menyiapkan diri dalam perubahan cepat yang terjadi di dunia kerja. Dengan tuntutan skill yang semakin meningkat dan kemajuan pesat dunia teknologi menjadikan angkatan kerja harus mampu beradaptasi, berdaya tahan tinggi, terus tumbuh untuk peningkatan produktifitas. Kesempatan untuk mau berubah dan terus tumbuh itulah yang diberikan oleh prgram Kartu Prakerja pemerintah ini.
Karena  peningkatan produktifitas menjadi kata kunci untuk bisa menjadi bagian dari pertumbuhan yang terus berjalan. Peningkatan yang hanya bisa didapat melalui upskilling dan reskilling baik bagi yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari kerja. Guna mewujudkan hal itu, dibutuhkan program pelatihan berskala jutaan orang per tahunnya yang juga menjadi penting untuk memanfaatkan bonus demografi secara optimal.
"Maka program ini dapat mendorong peningkatan skill jutaan orang per tahunnya, karena tidak ada satu pun perguruan tinggi lainnya yang bisa, hanya Kartu Prakerja yang bisa. Untuk pekerjaan rumah ke depan, kita mau pelatihan yang lebih tinggi lagi, jadi harus membuka akses ke luar negeri juga. Sehingga, semua kalangan masyarakat bisa punya akses belajar dan pelatihan ke luar negeri juga, tidak hanya didominasi dari keluarga kelas atas saja yang bisa," ujar Menko Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Cipta Kerja.
Salah satu keunggulan dalam program ini adalah kemampuan untuk melakukan penyesuain terhadap perubahan yang terus berlangsung. Hal itu bisa terjadi karena  komunikasi antara sisi kebijakan dan implementasi  cukup intensif. Inovasi Prakerja ini telah berhasil dengan baik, sehingga mendapatkan pujian dari ADB, Bank Dunia, dan badan-badan PBB. "Prakerja terbukti mampu beradaptasi, inklusif, dan bisa memberikan hasil efisien. Akan tetapi, apresiasi dari berbagai lembaga internasional itu jangan sampai membuat kita terlena, tapi itu harus mendorong kita melakukan inovasi tambahan," jelas Menko Airlangga.
Adaptasi dan perubahan yang dilakukan dalam pelaksanaan program itu bisa terlihat dari berbagai materi  pelatihan  yang  diberikan, mulai dari bahasa pemrograman, analisis data, hingga ethical hacking. Juga terdapat pelatihan pengoperasian alat berat seperti truk, bus, excavator maupun bulldozer yang berguna untuk merespons geliat sektor pertambangan, perkebunan, konstruksi, serta logistik dan transportasi.Â
Pelatihan serupa juga diberikan bidang-bidang yang selama ini tak terlalu banyak dilirik seperti penjualan dan pemasaran, gaya hidup, desain grafis, serta soft skills, Program Prakerja juga memiliki pelatihan green skills seperti sustainability reporting, carbon accounting, modifikasi sepeda motor menjadi motor listrik, pupuk ramah lingkungan, dan lainnya.
"Sebenarnya target Pemerintah sampai akhir 2024 yakni diperkirakan mencapai sekitar 19 juta orang dapat mengikuti pelatihan dari Kartu Prakerja. Sampai saat ini, semua lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan Prakerja juga sudah terbayar, maka Prakerja ini akan jadi program yang menjadi contoh e-government yang sukses ke depannya," tutup Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H