Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemerintah Punya Ruang Fiskal untuk Stimulus bagi Dunia Usaha

18 Januari 2024   11:34 Diperbarui: 18 Januari 2024   11:52 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sederet krisis yang melanda sejak permulaan tahun 2020 tak membuat ekonomi Indonesia goyah. Kemampuan pemerintah dalam menangani berbagai persoalan utamanya dari dampak pandemi terbukti sukses yang terlihat dari sejumlah indikator positif yang menjadi ukuran. Keberhasilan yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia itu kian nyata lantaran  program percepatan pemulihan ekonomi masyarakat berjalan sukses, proses transisi dari pandemi ke pasca pandemi juga berjalan lancar. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi kembali tumbuh tinggi sejak tahun 2022 yang itu  bahkan melewati masa pra pandemi dan terus berlanjut hingga tahun 2023.

Indikator pertumbuhan positif bidang ekonomi itu juga menjadi modal Indonesia dalam mendapat kepercayaan banyak negara saat menggelar sejumlah KTT penting skala global. Sehingga dari berbagai tantangan yang dihadapi sebagai imbas krisis global yang terjadi secara langsung telah menempatkan Indonesia punya peran penting  forum diplomasi dunia. Contoh terakhir pada pada pelaksanaan Keketuaan ASEAN 2023 yang dari sana dilahirkan sejumlah  kesepakatan dan inisiatif strategis dan berpengaruh kepada  tatanan regional maupun global.  Lewat slogan bangkit dan pulih bersama untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan, Indonesia tampil dan memainkan perannya secara nyata.


Peran itu akan terus dimainkan pemerintah utamanya dalam memitigasi berbagai dampak tantangan global yang masih terus bergulir. Maka dengan ruang fiskal yang relatif besar itu pemerintah punya daya lebih dalam menjalankan berbagai program jangka pendek, menengah atau panjang. Untuk  jangka pendek, Pemerintah akan terus menjaga daya beli masyarakat, investasi, dan stabilitas makro ekonomi.

"Ke dalam negeri, citra baik yang diperoleh dari berbagai keaktifan dalam berbagai forum tersebut bisa kita manfaatkan secara maksimal utamanya dari sisi ekonomi. Apalagi setelah momentum peningkatan harga komoditas dunia kita manfaatkan secara baik dan membuat neraca perdagangan surplus 44 bulan berturut-turut.  Bahkan dengan Cina, untuk pertama kalinya Indonesia mengalami surplus perdagangan dan capaian itu menciptakan ruang kapasitas fiskal serta memberikan stimulus bagi masyarakat dan dunia usaha," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (16/1/2024).
 
Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini memaparkan bahwa untuk tahun 2023, neraca perdagangan Indonesia  tercatat mencapai USD36,93 miliar. Sedangkan surplus perdagangan dengan Cina tercatat sebesar  USD2,06 miliar, dengan India surplus USD14,5 miliar, dengan Uni Eropa juga surplus USD0,89 miliar. Hasilnya, cadangan Devisa 2023 mengalami kenaikan hingga tercatat sebesar USD146,4 miliar, ini salah satu didukung oleh pencapaian regulasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam sebagaimana amanat PP Nomor 36 Tahun 2023," jelas Menko Airlangga.

Pada sisi lain, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan tersebut tetap berkualitas inklusif, serta  berkelanjutan. Hal itu bertujuan untuk memastikan ketahanan ekonomi jangka menengah-panjang melalui beberapa kebijakan prioritas yang telah dan akan terus didorong. Pertama, peningkatan ekonomi berkelanjutan melalui transisi energi dan perbaikan carbon storage dengan didukung strategi pembiayaan berkelanjutan ramah lingkungan. 

Kedua, peningkatan nilai tambah ekonomi melalui hilirisasi. 

Ketiga, peningkatan produktivitas melalui inovasi digital dan penyiapan sumber daya manusia. Keempat, melanjutkan reformasi struktural dan transformasi ekonomi melalui penguatan infrastruktur, kelembagaan, dan kemudahan perizinan berusaha, serta hilirisasi industri, untuk produk strategis seperti semikonduktor. 

Kelima, peningkatan peran intermediasi sektor keuangan terutama untuk mendorong UMKM. "Kita juga harus terus mengupayakan Indonesia di dalam forum-forum internasional yang akan menerapkan standar tinggi seperti masuknya Indonesia di dalam OECD. Dimana OECD akan membuka akses pasar dan menjamin bahwa investasi yang dilakukan berbasis juga keamanan para investornya," tutur Menko Airlangga. "Semangat dan optimisme yang sudah kita miliki hari ini tentu perlu didukung oleh semua pihak termasuk para stakeholder  diharapkan akan menjadi pemain ekonomi dan menjadi kunci untuk pencapaian tujuan Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di tahun 2045," pungkas Menko Airlangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun