diplomasi antara para pihak yang bertikai terus berlangsung dengan intensitas yang cenderung meninggi.Â
Berbagai konflik dan krisis di sejumlah kawasan yang itu buntut dari kemandegan saluranMeski Indonesia tidak terlibat secara langsung dari berbagai kondisi yang terjadi, imbas dari situasi tersebut suka atau tidak juga dirasakan di dalam negeri. Â Namun demikian, Indonesia seperti terlihat tidak aktif atau mengambil inisiatif guna mengupayakan peredaan ketegangan yang sedang berlangsung tersebut.Â
Padahal, fakta sesungguhnya pemerintah sebagai aktor dalam relasi internasional tersebut telah banyak berbuat dengan cara dan kapasitas yang dimiliki, tanpa harus terlibat bersuara keras dengan menerapkan strategi diplomasi megaphone dalam menyuarakan keprihatinannya. Â Tindak yang kemudian diterjemahkan dalam langkah-langkah senyap, cermat dan elegan serta memperhitungkan tanggapan dari negara-negara atau kelompok terlibat itu.
Maka wajar kemudian jika langkah-langkah yang diambil pemerintah tidak bersifat frontal, Â atau memunculkan reaksi balik yang kerap berujung pada penurunan tingkat kepercayaan.Â
Langkah-langkah itu tak mesti berwujud pernyataan sikap terhadap sebuah kondisi, namun lebih dalam bentuk pengikatan komitmen dari sejumlah negara dalam sebuah forum multilateral. Pengikatan yang prosesnya memerlukan kerja diplomasi luar biasa keras, negosiasi ketat dan dengan proses yang tidak cukup dilaksanakan dalam satu dua hari saja.
Contoh terbaik bagaimana kerja diplomasi Indonesia mampu mendorong banyak negara terikat dalam sebuah komitmen bersama ada pada pelaksanaan KTT G20 Indonesia 2022.Â
Tak cuma komitmen, kehadiran langsung para kepala anggota dan negara undangan untuk hadir secara langsung adalah bukti betapa diplomasi Indonesia bekerja secara tepat di tengah situasi global yang sedang dalam tensi tinggi, menyusul terjadinya konflik Rusia Ukraina. "Kita adalah salah satu dari sedikit anggota yang mampu mengadirkan para pemimpin saat menjabat Presidensi G-20.Â
Tak cuma itu, KTT tersebut juga berhasil menelurkan deklarasi yang diterima semua pihak, itu tidak lain dan tidak bukan karena diplomasi  Indonesia," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto  saat berbicara dalam perayaan Natal Nasional Partai Golkar 2023 dan Tahun Baru 2024 di Labuan Bajo Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu.
Berhasilnya KTT tersebut juga tak lepas dari serangkaian pertemuan pendahuluan Sherpa G20 yang itu dibawah kendali Kemenko yang dia pimpim. "Keberhasilan itu tidak lepas dari Sherpa-nya, Sherpa G-20 adalah kantor Menko, saya ngomong kantornya bukan sayanya. Nah itu terjemahan masing-masing. Kemudian kita juga dalam ASEAN," kata Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.
Mengapa Indonesia berhasil menyelenggarakan KTT tersebut padahal situasi global sedang tidak baik-baik saja tak lain karena situasi dalam negeri yang aman dan membuat banyak kepala negara yang bersedia hadir di tengah situasi yang penuh ketidakpastian tersebut. Kepercayaan yang diperoleh itu pula yang membuat Jokowi bisa bertemua pimpinan dua negara yang berseteru, Rusia dan Ukraina hanya dalam kurun waktu seminggu. Pertemuan yang kemudian menghasillakn perundingan  perundingan antara Ukrainia-Rusia dengan PBB dan Turki yang membuka gandum bisa keluar dari Ukrainia," katanya.
Jika kemudian ada yang mempertanyakan mengapa Indonesia tidak aktif bersuara dalam mensikapi berbagai konflik yang terjadi, maka orang tersebut hanya melihat persoalan diatas kertas dan tidak mampu membaca langkah-langkah yang diambil pemerintah itu. Karena bagaimanapun juga, dalam aspek hubungan internasional, kepentingan dalam negeri satu adalah tetap jadi tujuan tertinggi yang cara penerapannya tak mesti selalu terlihat gagah di depan publik.