Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Airlangga Hartarto dan JICA Bahas Keberlanjutan Kerja Sama Proyek Strategis

2 November 2023   13:25 Diperbarui: 2 November 2023   13:30 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terus membuka pintu kolaborasi dengan berbagai negara dalam upaya mengejar pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan salah satunya adalah dengan  Jepang. Hal itu pula yang mengemuka saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA), Akihito Tanaka, dimana yang jadi bahasan utama keduanya adalah  kolaborasi yang berkelanjutan pada beberapa proyek strategis antara kedua negara. Pertemuan yang sekaligus juga memperkuat komitmen dan harapan Indonesia yang punya tekad kuat untuk memajukan berbagai inisiatif infrastruktur, dengan penekanan khusus pada penyelesaian yang sangat dinanti-nantikan dari Fase 2 Sistem Transportasi Cepat Massa (MRT) yang membentang dari Utara ke Selatan Ibu kota.

Bahasan terkait proyek ini terjadi karena  selain kemajuan yang telah dicapai, sejumlah penyempurnaan  masih perlu didiskusikan untuk menyempurnakan dan memastikan kelangsungannya yang lancar. 

Presiden JICA, Akihito Tanaka, juga menyampaikan harapannya bahwa upacara groundbreaking untuk jalur MRT Timur-Barat akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2024. Signifikansi dari proyek-proyek ini, terutama dalam mengatasi urbanisasi yang berkembang pesat di Indonesia dan kebutuhan transportasi, tidak dapat diabaikan.  

Proyek MRT ini sendiri bisa disebut sebagai bukti nyata atas ketekunan dan ambisi Indonesia. Fase 1 MRT telah mengubah cara penduduk Jakarta bergerak di kota. Keberhasilannya telah membuka jalan untuk Fase 2, yang membentang dari Utara ke Selatan. Meskipun tantangan diharapkan, tekad untuk mengatasinya sangat nyata. 

Sementara  rencana groundbreaking jalur MRT Timur-Barat pada tahun 2024 adalah bukti dari pendekatan progresif Indonesia. Ekspansi ini tidak hanya mengindikasikan pertumbuhan urban, tetapi juga lonjakan dalam konektivitas yang akan membuka peluang baru bagi perdagangan, pekerjaan, dan kenyamanan. Proyek MRT adalah simbol modernisasi dan efisiensi - kualitas yang diharapkan Indonesia untuk disediakan bagi rakyatnya.

Dukungan Indonesia untuk proyek MRT didasarkan pada keyakinan bahwa infrastruktur adalah landasan pertumbuhan. Jalan, pelabuhan, dan sistem transportasi adalah urat nadi pengembangan ekonomi. Proyek-proyek jalan tol, pelabuhan Patimban, dan infrastruktur digital adalah komponen-komponen kritis dari Indonesia yang modern, terhubung, dan kompetitif.

Menurut Menko Airlangga, kerjasama Indonesia dan Jepang tak cuma soal MRT, sejumlah rencana lain juga sudah berlangsung dan mengikat kedua negara. Termasuk di antaranya adalah pembangunan jalan tol untuk meningkatkan konektivitas, pelabuhan Patimban, kerja sama di sektor migas, infrastruktur digital, dan pengembangan kawasan ekonomi. Kerjasama dalam proyek-proyek ini adalah bukti dari visi bersama kemajuan dan pertumbuhan yang dianut oleh kedua negara ini.

JICA sendiri menyambut hangat komitmen Indonesia untuk melanjutkan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan hingga tahun 2024 dan seterusnya. Presiden Akihito Tanaka menyatakan harapannya bahwa proyek-proyek ini akan tetap menjadi elemen utama kerja sama antara kedua negara. Keselarasan tujuan ini, yang didasari oleh kemitraan yang berkelanjutan, membentuk dasar pertumbuhan dan kerja sama yang berlangsung lama. 

Keberlangsungan itu termasuk di dalamnya kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia. Kebutuhan Jepang akan tenaga kerja teknis dan aspirasi Indonesia untuk memperoleh keahlian Jepang guna mendorong transformasinya menciptakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Dengan memperkuat sumber daya manusia, kedua negara berpotensi mendapatkan keuntungan - keahlian teknis Jepang dan keberagaman bakat yang tumbuh di Indonesia.

Lebih lanjut, Menteri Airlangga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia di sektor digital. Di era di mana dunia digital membentuk industri dan ekonomi, memajukan tenaga kerja yang terampil di bidang ini sangat penting. Upaya Indonesia untuk mencapai keunggulan digital sejalan dengan kecanggihan teknologi Jepang, sehingga jalur kerja sama ini sangat menjanjikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun