Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Indonesia Ingin Pastikan Keberlanjutan Prioritas Ini Pasca KTT G20 India 2023

13 September 2023   10:08 Diperbarui: 13 September 2023   10:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasca KTT G20 India yang juga pelanjut keketuaan Indonesia untuk keketuaan 2022, sejumlah implementasi lanjutan tetap menjadi perhatian penting agar komitmen KTT G20 Bali dapat terus dilanjutkan. Keberlanjutan yang secara khusus ada pada tiga sektor yakn Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital, dan Transisi Energi. 

Kepentingan Indonesia kepada pelanjutan dan pelaksanaan inisiatif tersebut tak lepas dari status troika pasca keketuaan itu, yang  juga menyasar pada sejumlah bidang yang juga telah disepakati bersama dari pertemuan puncak yang baru saja selesai. Cakupan kesepakatan termasuk pada aspek transformasi ekonomi digital dalam konsentrasi pada regulasi,  keamanan siber dalam kaitannya dengan Artificial Intellegent. Sedangkan dalam prioritas transisi energi juga dibahas mengenai hilirisasi industri manufaktur secara berkelanjutan dan upaya dalam mendorong low carbon economy.

Menurut Menko Perekonomian Airlngga Hartarto, seluruh negara sudah satu arah bahwa masa depan transformasi digital harus tetap dikawal termasuk dalam isu kecerdasan buatan. "Hal itu menjadi penting karena akselerasinya jauh lebih cepat dari reguliasi dan hal tersebut meniscayakan pada aspek mitigasi resiko, "ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sesi wawancara internal usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada KTT G20 New Delhi, Minggu (10/9/2023).
 
Dari sisi Indonesia, agenda yang diusung tak cuma untuk memastikan prioritas agendanya bisa tetap berjalan meski keketuaan sudah berpindak ke negara lain, apalagi sejak awal Indonesia tetap berada dalam posisi netral dan tidak mengambil tempat dari dikotomi utara-selatan atau barat-timur. Indonesia tetap dalam posisi netral yang itu bersesuaian dengan  tema Presidensi G20 New Delhi yakni "One Earth, One Family, One Future". Dengan kebersamaan tersebut, diharapkan ekonomi akan lebih berkeadilan dan seluruh pihak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya.

Hal itu pula yang ditekankan presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pada awal KTT dengan menyebut ada tiga kunci pembangunan dunia, yakni stabilitas, solidaritas, dan kesetaraan. Dikatakan bahwa stabilitas dunia akan bisa dicapai  melalui kerjasama dan kebiasaan dialog. Selain juga meminta agar forum  G20 dapat berperan dalam  mendukung penguatan partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global. Kerjasama tersebut meniscayakan  adanya prinsip kesetaraan, inklusif, dan adil untuk pemenuhan hak pembangunan bagi semua.

Bagi Indonesia sendiri, substansi dari deklarasi yang dikeluarkan para pemimpin pada perhelatan ini juga memberi dampak positif kepada Indonesia, seperti dukungan dalam mengatasi deforestasi yang juga berfokus terhadap pemanfaatan aset secara berkelanjutan terutama bagi masyarakat yang bergantung pada wilayah kehutanan, menghindari penerapan green economic policy yang bersifat diskriminatif di sektor kehutanan, komitmen berbagai lembaga yang didorong "from billions to trillions of dollars", dukungan cost of fund yang sama bagi pembiayaan untuk List Develop Countries (LDC) dan Advanced Economies, serta peran biofuels dalam strategi pembangunan emisi rendah. "Namun demikian, Indonesia berharap komitmen fund yang dijanjikan bisa dilaksanakan secara konsisten, seperti apa yang sudah dijanjikan Amerika Serikat melalui pendanaan melewati Bank Dunia.
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun