Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ini yang Akan Diambil Airlangga Hartarto usai Bertemu Menlu Jepang

29 Mei 2023   09:31 Diperbarui: 29 Mei 2023   09:52 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak cuma urusan dalam negeri Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertindak dan mengambil kebijakan yang berkaitan dengan investasi asing yang ada di dalam negeri, utamanya untuk negara yang telah lama menanamkan modalnya di Indonesia seperti Jepang. Maka dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Yamada Kenji di sela-sela pelaksanaan KTT G-7 minggu lalu, sekaligus untuk memperingati 65 tahun hubungan kerjasama ASEAN dengan Jepang, sejumlah kesepakatan dan kerjasama berhasil dibuat dan itu meniscayakan langkah lanjutan dari pemanfaatannya utamanya dalam mendorong pengembangan energi di Indonesia.

Salah satunya adalah  Implementasi Proyek PLTA Kayan di Kalimantan Utara, yang mana  Menko Airlangga akan mengkoordinasikan implementasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara. Proyek ini merupakan hasil kerjasama PT. Kayan Hydro Plant dan Sumitomo Corporation yang didukung pemerintah Jepang. Sebagai  bagian dari inisiatif Asian Zero Emission Community (AZEC), proyek ini memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi di Indonesia. Menko Airlangga harus memastikan bahwa implementasi proyek ini berjalan lancar dengan melibatkan semua pihak terkait dan mempercepat prosesnya.

Dalam pertemuan tersebut doronga  juga diberikan Menko Airlangga kepada  perusahaan Jepang  untuk terlibat dalam program transisi energi Indonesia, termasuk program kendaraan listrik. Hal ini sejalan dengan kebijakan transisi energi nasional Indonesia dan dapat mempercepat pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. 

Menko Airlangga dapat mengadakan pertemuan dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang memiliki keahlian dan teknologi di bidang energi terbarukan, seperti kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian listrik. Kolaborasi dengan perusahaan Jepang dapat membantu meningkatkan kapasitas Indonesia dalam bidang energi terbarukan dan menciptakan peluang investasi yang saling menguntungkan.

Penguatan Kerjasama dalam IPEF: Menko Airlangga harus memperkuat kerjasama dalam kerangka IPEF (Indonesia-Pacific Economic Forum) untuk mendukung perdagangan yang lebih terbuka dan komprehensif antara Indonesia dan Jepang. Pilar II Supply Chains dalam IPEF dapat menjadi fokus perundingan, yang bertujuan untuk diversifikasi ketersediaan bahan baku dalam sektor kritis dan memperkuat koordinasi dalam rantai pasok. Menko Airlangga perlu menjalin komunikasi yang intensif dengan Menteri Luar Negeri Jepang dan memastikan bahwa posisi Indonesia dalam IPEF dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara.

Ke dalam negeri sendiri, tindak lanjut yang perlu dilakukan antara lain bisa dalam bentuk pembentukan  tim kerja lintas sektor yang terdiri dari para ahli energi, perwakilan perusahaan Jepang,akademisi, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Tim kerja ini bertujuan untuk mengkoordinasikan implementasi proyek PLTA Kayan, memfasilitasi keterlibatan perusahaan Jepang dalam program transisi energi Indonesia, dan memperkuat kerjasama dalam IPEF. 

Tim kerja dapat mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang mungkin muncul serta mengembangkan strategi yang komprehensif untuk memastikan keberhasilan dan efektivitas kerjasama tersebut. Selain itu aspek riset dan pengembangan dalam penelitian untuk energi baru terbarukan juga harus mendapat dukungan pendanaan yang cukup. Kebijakan ini  akan menghasilkan sejumlah manfaat yang signifikan bagi Indonesia.

Semuanya akan berujung kepada manfaat diversifikasi energi seperti yang sudah dijalankan di PLTA Kayan, karena dari sana Indonesia bisa mengurangi mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat memberikan pasokan listrik yang stabil. Dengan mengurangi emisi karbon dari sektor energi, Indonesia dapat mengambil langkah signifikan dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Peningkatan investasi dan kerjasama bilateral: Dukungan Jepang dalam proyek PLTA Kayan dan program transisi energi Indonesia akan mendorong peningkatan investasi dari perusahaan Jepang. Ini akan menciptakan peluang kerja, transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas dalam sektor energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, kerjasama yang erat antara Indonesia dan Jepang akan memperkuat hubungan bilateral dan memperluas kerjasama ekonomi di berbagai sektor.

Pemulihan ekonomi yang berkelanjutan: Transisi energi di Indonesia akan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Program transisi energi, seperti pengembangan kendaraan listrik, akan mendorong inovasi teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing industri. Dengan menggabungkan upaya pemulihan ekonomi dengan transisi energi, Indonesia dapat mempercepat pemulihan pasca-pandemi sambil menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun