kerjasama tersebut juga untuk memperkuat posisi satu negara dalam percaturan politik global yang saat ini sedang menghangat.
Sebagai negara yang terbuka dan inklusif,  Indonesia dan siap bekerjasama dalam kerangka bilateral, regional maupun multilateral dengan berbagai negara di dunia. Tujuannya tak cuma untuk memperluas peluang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam negeri, namun juga menjadi bagian dari pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif, sebagaimana yang jadi amanat Undang-Undang. Sifat dan tujuannya juga  bisa bermacam-macam, mulai dari politik, ekonomi, pertahanan,  hingga budayaSelain partisipasi yang diambil dalam berbagaiSalah satu prakarsa kerjasama yang diikuti Indonesia adalah kerjasama ekonomi dalam payung IPEF (Indo-Pacific Economic Framework). Lembaga ini bertujuan untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang terbuka, bebas, aman dan berketahanan.  Negara mitra yang turut ambil bagian antara lain adalah AS, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, India,Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam dan diluncurkan pada 23 Mei 2022 lalu.
Selain kerangka kerja yang dikedepankan adalah ekonomi, posisi geografis yang ditempati Indonesia juga sangat memungkinkannya sebagai salah satu booster  untuk peningkatan ekonomi dalam negeri. Selain dari sejumlah negara dalam ASEAN yang secara ekonomi sedang tumbuh,  sejumlah negara masuk kategori negara maju, sehingga pertukaran teknologi dan kerjasama perdagangan berpeluang untuk saling memberi keuntungan secara timbal balik. Agar prakarasa ini bisa berlanjut seperti yang diharapkan, Indonesia sangat berharap agar kerjasama yang dikemukakan bisa langsung dalam wujud kongkrit dan memberi manfaat seluas-luasnya  bagi seluruh negara anggota IPEF khususnya bagi pekerja, konsumen, bisnis, dan investor. Â
"Tujuan kami pada IPEF yaitu meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik dengan menghadirkan ide serta inovasi baru untuk mendorong dan memperdalam perdagangan lintas batas. Kami juga fokus pada manfaat nyata dari IPEF yang diwujudkan melalui peningkatan Perdagangan dan Investasi," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan bilateral IPEF secara virtual dengan United States Trade Representative (USTR) Ambassador Katherine Tai, Rabu (15/3/2023). Â
Harapan Menko Airlangga tersebut dibalas Ambasasador Tai yang optimistis bahwa IPEF dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. "Kami melihat beberapa potensi kolaborasi di beberapa sektor dapat didorong untuk penguatan hubungan bilateral kita, seperti peningkatan kompetensi digital, teknologi bersih, dan jasa perbankan," sambut Ambassador Tai.
Kepada Airlangga, wakil pemerintah AS ini juga membicarakan sejumlah isu yang jadi perhatian negaranya seperti penerapan Neraca Komoditas (NK) bagi produk impor dan regulasi Indonesia yang mengatur pengenaan Bea Masuk barang tidak berwujud (intangible goods). Bagi Indonesia, NK itu diterapkan dalam rangka pengendalian jumlah peredaran barang yang berdampak pada harga jual ke konsumen seperti penerapan NK untuk produk Gula dan Migas. "Pada prinsipnya penerapan Neraca Komoditas didasarkan pada permintaan importir melalui platform digital. Neraca Komoditas diterapkan untuk memberikan keseimbangan harga bagi masyarakat. Saat ini Pemerintah masih terbuka terhadap masukan seluruh pemangku kepentingan untuk menyempurnakan mekanisme Neraca Komoditas," jelas Menko Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H