pertanian dari berbagai bidang yang dibutuhkan. Langkah itu menjadi breakdown dari strategi penguatan pangan nasional yang menjadi prioritas pemerintah dalam menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional. Kebijakan tersebut menjadi jawaban atas berbagai masalah yang sedang terjadi secara global, mulai dari ancaman perubahan iklim dan dinamika geopolitik dunia yang secara langsung akan mengganggu pada ketersediaan pangan dalam negeri. Termasuk juga masalah stok energi dan krisis finansial yang hampir merata terjadi saat ini di seluruh dunia.
Pemerintah terus mendorong peningkatan produksiUpaya pemerinta dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut sejak jauh hari telah dilaksanakan pemerintahan presiden Joko Widodo. Jika pada awal pemerintahannya, fokus utama ada pembangunan infrastruktur pertanian, seperti pembangunan waduk, embung, perbaikan infrastuktur pendukung seperti jalan dan sarana transportasi lain, maka pada periode dimana sarana tersebut sudah mulai bisa digunakan. Maka saat ini, Â penguatan dari aspek pelaku usaha sedang menjadi target utama, dalam hal ini para petani sebagai ujung tombak strategi menjadi sasaran utama.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, saat ini pemerintah fokus kepada upaya peningkatan mendorong produktivitas hasil pertanian melalui mekanisme modernisasi taksi alat dan mesin pertanian (Alsintan). Modernisasi tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan fasilitas pembiayaan bagi petani melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Upaya yang dapat mendorong ke arah tersebut salah satunya melalui peningkatan pembiayaan di sektor pertanian khususnya taksi alat dan mesin pertanian melalui program Kredit Usaha Rakyat," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat memimpin Rapat Koordinasi Terbatas dengan Perbankan guna membahas Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Taksi Alat dan Mesin Pertanian, Selasa (18/10/2022).
Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini lalu merinci langkah dan kebijakan yang dilakukan pemerintah. Dimulai dengan  pemberian  tambahan subsidi bunga/subsidi marjin sebesar 3% khusus untuk penyaluran KUR di sektor pertanian. Tujuannya agar saat petani menggunakan KUR tersebut untuk pengadaan Alsintan, petani dapat kemudahaan suku bunga menjadi 3 persen per tahun.
Hingga tahun 2021 lalu, terdapat peningkatan  penyaluran KUR hingga 42 persen (year on year) di angka  Rp281,9 triliun atau 98,9% dari target sebesar Rp285 triliun, dengan total debitur sebanyak 7,28 juta. Angka tersebut tumbuh jauh diatas  pertumbuhan total kredit perbankan sebesar 5,2% atau pertumbuhan kredit UMKM yang hanya sebesar 3,67% pada tahun 2021.
Sedangkan hingga 30 Â Septermber tahun 2022, terjadi juga kenaikan penyaluran kepada 5,65 juta debitur dengan realisasi sebesar Rp270,59 triliun atau 72,51% dari target sebesar Rp373,17 triliun.
Pada September itu,  Total outstanding tercatat  sebesar Rp442 triliun dan telah diberikan kepada 37,82 juta debitur, dengan Non-Performing Loan (NPL) pada bulan Agustus 2022 sebesar 1,27%. Selanjutnya, berdasarkan jenis pembiayaan, penyaluran KUR tahun 2022 tersebut dilakukan untuk KUR Super Mikro sebesar 1,78%, KUR Mikro sebesar 65,79%, KUR Kecil sebesar 32,43%, dan KUR Penempatan PMI sebesar 0,0071%.
Dari data tersebut juga terungkap bahwa KUR khusus untuk penyediaan Alsintan masih relatif kecil sehingga perlu untuk terus didorong. Data menyebut bahwa  realisasi KUR taksi Alsintan per September 2022 tercatat sebesar Rp66,86 miliar yang diberikan kepada 272 debitur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H