ekonomi Indonesia dan Jepang sudah berjalan puluhan tahun. Banyak proyek kegiatan serta pembangunan di banyak sektor Indonesia yang melibatkan secara langsung atau tidak melibatkan negeri matahari terbit itu. Â Kerjasama dan investasi negara yang melibatkan negara ini mencakup banyak sektor, mulai dari infrastruktur, perdagangan, hingga otomotif. Â
Relasi bisnis dan kerjasama pembangunanKelanjutan proyek dan gambaran potensi ekonomi yang masih member prospek cerah itu yang dibicarakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan Gubernur Japan Bank for International Corporation (JBIC) Nobumitsu Hayashi di Jepang, Senin (25/7/2022).
Salah satu proyek yang jadi bahasan adalah blok gas Masela yang terletak di perairan Maluku Utara. Pengembangan kawasan yang mengandung jutaan metrik kandungan gas tersebut  menjadi kian strategis menyusul terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina yang berujung melonjaknya kebutuhan gas negara-negara G7.
Selain pengadaan gas menjadi faktor krusial dalam menggerakkan industri dan ekonomi, dari gas juga bisa menghasilkan banyak produk lain seperti bahan baku amoniak, pupuk serta untuk produksi methanol yang berguna untuk campuran biofuel. Â Produk turunan dari gas masela yang konon kandungannya sangat besar tentu mengandaikan investasi yang sangat besar.
Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, jumlah investasi yang diperlukan tidak kurang dari US$19,85 miliar. Meski pada saat bersamaan sejumlah tantangan yang dihadapi pengembangan proyek ini juga tidak kecil, seperti percepatan transisi energi, persyaratan dekarbonisasi, dan perubahan industri hulu migas, sehingga perlu dievaluasi dan diidentifikasi ulang mengenai ruang lingkup proyeknya.
Sebagai gambaran yang pernah dipaparkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada tahun 2019 lalu, potensi ekonomi lanjutan dari sisa caadangan migas di Blok Masela pasca tahun 2055 diperkirakan mencapai 3 - 4 trillion cubic feet (TCF). Sedangkan kandungan yang ada saat ini ditaksir tidak kurang dari  10,7 TCF. Â
Â
Tak cuma soal migas yang masih jadi gantungan bergeraknya mesin ekonomi dunia, Indonesia juga punya tawaran lain yang tak kalah menarik bagi investor Jepang  yang selama ini hampir identik dengan manufaktur dan otomotif. Tawaran baru itu datang sebagai reaksi atas dampak pandemi Covid-19 yang secara drastis memberi dampak kepada hampir seluruh negara di dunia.
Kepada bos investor negeri matahari terbit itu, Airlangga Hartarto menyebut Indonesia yang juga terdampak dari sisi kesehatan tengah mengembangkan sektor baru yang sebelumnya belum pernah disentuh secara maksimal, yakni KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Kesehatan yang mengambil tempat di Sanur, Bali. Nantinya di kawasan tersebut, selain menyediakan fasilitas kesehatan, penyelenggaraan penelitian clinical trial juga menjadi sesuatu yang bisa dilakukan dan dokter asing diizinkan untuk praktek.
Dua proyek tersebut serta potensi besar yang dimiliki semestinya membuat JBIC jadi tertarik untuk ikut berpartisipasi atau menanam modal secara langsung. Apalagi secara postur ekonomi, Indonesia adalah pasar yang sangat menjanjikan, mengingat jumlah penduduknya merupakan yang terbesar keempat di dunia, sehingga wajar jadi prioritas bagi pengusaha mereka untuk datang berusaha di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H