Mohon tunggu...
WahyuTriharyadi Cristoforus
WahyuTriharyadi Cristoforus Mohon Tunggu... -

Gemar mengamati masalah sosial orang muda, musik rock, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Persahabatan Itu Hartamu

21 Desember 2014   04:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman dulu sebelum ada Facebook, BBM, Viber, Line dan Path, hiduplah pemuda desa yang baik, namanya Triono.Triono tinggal di sebuah desa di lereng Merapi. Sebelum eyangnya meninggal, diberikan padanya sebuah peta harta karun.Selang beberapa tahun setelah kematian si eyang, Triono membuka kembali pemberian itu.Kesendiriannya mendorongnya untuk berpetualang. Setelah beberapa hari berpuasa dan mencari wangsit, dia memutuskan untuk berburu harta.

Pagi-pagi buta, dia tinggalkan desanya. Dia pergi tidak dengan kendaraan tetapi berjalan kaki.Benar-benar seorang petualang.Dia berjalan naik mengikuti petunjuk peta. Dan sampailah dia di pintu hutan. Hutan tersebut sangat terkenal berbahaya, bukan hanya karena binatang-binatang liar yang haus darah tetapi juga konon hutan itu dipenuhi oleh roh-roh gentayangan.

Maka duduk bersilalah dia memohon petunjuk. Dalam semedinya, datanglah seokor harimau loreng. “Apa yang kamu butuhkan?” Tanya si harimau.“Aku hendak melewati hutan ini tetapi aku takut. Aku membutuhkan penjaga yang melindungi keselamatanku,” jawab Triono. Si harimau bertanya,”Apa tujuanmu?” Jawab Triono, “Aku hendak berburu harta warisan dari eyangku. Maukah engkau berburu harta denganku?”

Mendadak Triono merasakan pipinya basah. Seperti ada yang mengusap-usap dengan lap basah. Ketika dia buka matanya, terkejutlah dia setengah mati. Seekor harimau besar (Bukan macan Asia lo) tengah menjilati pipinya. Namun harimau itu tampak bersahabat. Triono perlahan-lahan mengelus leher si Harimau. Rupanya harimau itu membalasnya dengan manja. Lalu bersama si Harimau, Triono menjelajahi hutan itu. Harimau itu menjaganya dari serangan ketakutan.

Tibalah mereka di lembah yang diselimuti dengan kabut. Udara begitu dingin dan membuat badan menggigil. Seru Triono, “Wahai Harimau, alangkah bagusnya kalau kita memiliki selimut atau jaket sehingga kita tidak membeku.” Mendadak dari kejauhan terdengar suara mengembik kesakitan.Lalu Triono dan harimau mendekatinya. Seekor domba tertindih oleh pohon yang tumbang. Melihat kehadiran Triono dan Harimau, domba itu ketakutan dan semakin keras mengembik.

Triono maju beberapa langkah. “Hai domba, jangan takut!Kami tidak bermaksud jahat. Biarkan kami menyelamatkanmu.” Lalu si Harimau menggigit batang kayu dan menarik-nariknya agar batang itu tidak terlalu kuat menindih si Domba. Sementara Triono dengan sangat hati-hati melepaskan kaki domba itu dari himpitan batang pohon. Dan… berhasil.Domba itu walau terpincang-pincang menempelkan badannya yang memiliki bulu putih lembut pada kaki Triono seolah-olah mengucap terima kasih.

Ketika Triono dan Harimau pergi, domba itu membuntutinya. Lalu tersenyumlah Triono. Katanya, “Ohh lihatlah harimau, rupanya kita sekarang memiliki jaket untuk menghangatkan tubuh kita dari dinginnya lembah ini.” Domba itu saat beristirahat mendekatkan diri pada Triono dan Harimau untuk memberikan kehangatan.

Beberapa hari kemudian sampailah tiga sahabat ini di sebuah gua. Seperti yang digambarkan dalam peta, disitulah tempat harta itu berada. Mereka kelelahan. Namun terdengar suara menyambut mereka,” Selamat datang. Apa yang kalian cari?”Tiga sahabat itu terkejut sambil mencari sumber suara itu. Ternyata seekor burung hantu bertengger dekat mulut gua. Dan dia dapat berbicara.

Triono memberanikan bicara. “Kami sedang mencari harta seperti yang tertera pada peta ini.” Lalu si burung hantu terkekeh. “Kalian telah menemukan harta itu dalam perjalanan menuju tempat ini. Harimau dan domba itu adalah hartamu.” Triono menatap dua teman barunya, harimau dan domba. Ahh benar, harta yang dimaksudkan itu adalah persahabatan mereka dimana mereka saling menjaga, menghangatkan dan memberi peran satu sama lain.

Perbedaan jenis, keahlian, dan karakter rupanya bila disatukan dapat menjadikan suatu energi dahsyat guna menemukan harta berharga. Tiga sahabat itu berpelukan penuh ceria. Tidak ada wajah kecewa di raut mereka. Semuanya bahagia menyadari persahabatan itu.

(dikembangkan dari sumber anonym)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun