Mohon tunggu...
WahyuTriharyadi Cristoforus
WahyuTriharyadi Cristoforus Mohon Tunggu... -

Gemar mengamati masalah sosial orang muda, musik rock, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berfokus pada Gandum

17 Januari 2015   13:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:57 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin seseorang berfokus hal yang positif dalam dirinya semakin ia bertumbuh dan berguna bagi sekitarnya.

Benar sih yang sering dikatakan oleh seorang teman, “Berfokus pada gandum jangan pada ilalang.” Katanya, diri kita seumpama lahan yang ditanami dengan gandum. Ketika gandum itu mulai bertumbuh dan terlihat di atas permukaan tanah, ilalang pun juga tumbuh. Ngrecoki lahan. Nah, si petani gandum berhati-hati dalam bertindak, ia tidak begitu saja mencabut ilalang karena rentan merusak tanaman gandum. Beberapa ilalang yang jauh dari tanaman gandum tentu dapat dicabut. Tetapi mencabut ilalang yang posisinya sangat dekat dengan gandum, resiko gandum ikut tercabut besar.

Biasanya si petani kemudian mengambil sikap memperhatikan pertumbuhan gandum dengan pupuk dan menyirami. Dan menyiangi yang mungkin disiangi. Saat gandum itu kuat dan jelas menampakkan hasilnya maka saat memanen akan datang. Tanpa kawatir sekarang memetik hasil gandum. Sedang si ilalang dengan sendirinya akan terlupakan bahkan ada yang mati.

Sisi positif

Sama dengan dengan saya. Dalam diri saya tumbuh gandum yakni sifat-sifat positif yang memberi sukacita hidup dan tumbuh ilalang yakni sifat-sifat negatif yang dapat menyebabkan masalah dalam hidup. Perumpamaan di atas menegaskan agar saya lebih berfokus pada hal-hal positif yang dimiliki dengan memupuk, memelihara dan mengembangkannya. Perumpamaan ini membuat saya bersemangat, supaya semakin saya berfokus pada kemampuan yang saya miliki sehingga saya bisa lepas dari nggak pede.com.

Bukan sebaliknya.Kalau saya sibuk dengan kegagalan untuk mbanyol dan terus menghukum diri dengan pikiran, “Aku adalah seorang yang nggak menyenangkan karena nggak bisa membuat orang lain tertawa seperti si Bambang.” Itu artinya saya berfokus pada ilalang. Apa sih yang diharapkan dengan bisa menyenangkan orang lain lewat guyonan? Sederhana jawabnya, “Aku ingin turut memberikan suatu kontribusi untuk kehidupan bersama berupa kegembiraan.” Masalah saya ialah saya nggak bisa membuat guyonan seperti Bambang. Tapi ini bukan berarti saya nggak bisa memberikan hal yang berguna untuk kehidupan bersama, iya nggak?

Jika saya berfokus pada gandum, saya akan lebih berfokus pada kemampuan. Saya ini seorang pekerja keras. Dengan bekerja sebaik-baiknya dan bertanggung jawab pada tugas yang saya kerjakan sebenarnya saya telah memberikan kontribusi untuk kehidupan bersama.

Efek lain yang dirasakan ketika berfokus pada hal positif berupa kebiasaan untuk berpikir positif. Selalu ada 2 pilihan dalam setiap kesempatan. Hitam-putih. Atas-bawah. Keluar–masuk. Baik – buruk. Benar–salah.Seseorang punya kebebasan untuk memilih yang mana. Tetapi seseorang yang berfokus pada gandum akan berusaha memilih hal yang positif dalam setiap kesempatan. Positif thinking gitu kali bahasa kerennya. Ia itu pribadi yang “menciptakan emas dalam setiap kesempatan.”

Uang dari hujan

Contoh bagus yang diberikan oleh mas Khrisnamurti dalam suatu kesempatan kepada kami ialah hujan.Bagi banyak orang, hujan sering dijadikan masalah. Membuat aktivitas outdoor terhambatlah. Membuat orang malas kek. Sumber banjir (untuk yang di Jakarta kali...). Tetapi bagi anak-anak jalanan yang kreatif, hujan berarti rejeki. Mereka bisa menjadikan hujan sebagai kesempatan mendapatkan rejeki dengan ojek payungnya. Mereka benar-benar “menciptakan emas dalam setiap kesempatan.” So emang benar berfokus pada hal positif, berpikir positif dan hasilnya pun bisa positif.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun