Alih-alih menemukan kesalahan pada detail perkawinan Jawa, energi saya malah habis digunakan untuk mengamati ornamen pada villa tua dimana Yasnina tinggal, terutama detail pada dapurnya justru  membuat saya merinding.
Termos panas yang khas berwarna merah, dinding keramik kuno, almari kayu, air minum yang tersimpan di kendi, ditambah lagi kursi taman berwarna putih dengan detil pakis yang melengkung membuat saya menggigil.
Melihat Yasnina perlahan menyesap teh panas dalam gelas kaca bening dengan detail hiasan daun hijau dan bunga merah itu rasanya lidah saya bisa kembali merasakan rasa sepat pahit teh khas Tawangmangu yang aromanya selalu siap bertabrakan dengan kenangan.
Kehadiran Darto (Dodit Maryanto) di film Mantan Manten memberi angin segar. Kelucuan-kelucuan terjadi dalam dialog yang begitu sederhana. Misal saja, bagaimana Darto mendefinisikan Jomblo. Saya pastikan membuat Anda dan seluruh penonton bioskop tertawa terbahak-bahak.
Sindiran seperti: "Ternyata orang kota itu tidak tahu segalanya ya?" muncul begitu polos dari Darto mengomentari ketidaktahuan Yasnina, si gadis kota yang mulai belajar budaya Jawa, tepat di kaki Lawu.
Film Mantan Manten juga mengenalkan kepada khalayak umum terkait ritual khusus Dukun Manten Jawa. Mandi dari Tujuh Mata Air, Puasa Mutih dengan 3 pulukan -- 3 sesepan, mantra dan sembogo.Â
Film Mantan Manten tidak saja menawarkan keindahan Kabupaten Karanganyar lewat Tawangmangu. Sudut-sudut Solo adalah sudut romantis dalam setiap detil film Mantan Manten. Bagi Anda pemerhati cinematografi, sudut pengambilan Laweyan, Alun-alun dan Coyudan di Singosaren akan membuat Anda buru-buru ingin pergi ke Solo dan merasakan atmosfer tempat itu.
Satu lagi, unsur terpenting, perpaduan suara berat Sal Priadi berpadu ciamik lirik super romantis dalam lagu "Ikat aku di tulang belikatmu" membuat setiap orang akan langsung jatuh cinta di detik pertama lagu ini melantun pelan mengiringi momen demi momen di film Mantan Manten. Lagu ini membuat Anda jatuh cinta dan sekaligus patah hati.
"Buat banyak orang, cinta ga jadi alat ukur kebahagiaan. Kadang, cinta yang paling pendek, bisa jadi sumber bahagia", ujar Budhe Marjanti.