Bunda
Di gubuk tua dulu ada buku
Hanya ada satu cetakan
Kumpulan kisah dulu-dulu
Penuntun baca dan hafalan
Untuk anak-anak lugu
Pencari kebijaksanaan
Bunda
Itu buku catatan kenangan
Tentang para leluhur yang berperang
Kami menyukainya sampaiberebutan
Berusaha menjadi pemenang
Untuk menguasai seluruh isi bacaan
Tanpa ada langkah pantang
Bunda
Kini buku itu telah hilang
Bukan karena ngengat atau hangus tersobek
Tapi karena tak mampu bersaing
Melawan dunia maya yang semerbak
Penuh warna dan huruf kepayang
Memaksa ibu harus mengawas anak
Bunda
Aku bukan sedang berlagak
Tapi itulah yang kini diminta
Agar bunda mawas dan lebih melek
Belajar lagi membaca simbol dan tanda
Untuk berselancar sambil memasak
Hingga mencapai kelak yang didamba
Bunda
Ternyata kami kembali merindu buku tua itu
Di sana ada goresan akar rotan
Bercampur peluh dan air mata ibu
Di atas kanvas ribuan impian
Agar kami bisa memburu maju
Menembus bubungan tua gubuk daun
Bunda
Dengarlah pinta kami dan semesta
Yang menggantung nasib pada sinyal dan paket data
Kiranya ibu tak akan pernah beralih nama
Untuk menjadi maya pada layar kaca
Biarlah bunda tetap menjadi buku tua
Padamu kami masih ingin menulis dan membaca yang bijaksana
NB: Maya di sini tidak merujuk pada nama orang
*Persembahan untuk sang Ibu
Pena Karang, 19 April 2020
De Sol al Tesoro