Mohon tunggu...
Pablito del Sol
Pablito del Sol Mohon Tunggu... Freelancer - LEVANTATE Y ANDA! Hidup adalah sejarah dalam rangkaian Sabda

Penikmat Sabda dalam linea kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuan, Merawat Nalar

13 April 2020   01:40 Diperbarui: 17 April 2020   09:47 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dok pribadi

Tuan.
Sejak pagi beranjak aku bersajak
Memenggal memoriku berbalik
Tapi tak sebaitpun aku akhiri titik
Semuanya tak pernah selesai dengan baik
Hingga malam ini pun aku masih bersujud suntuk

Tuan.
Sebentar saja aku ingin tanya
Di dalam terangnya cahaya purnama
Mengapa malam ini begitu gulita?
Di dalam siang yang senantiasa menyala
Mengapa ia tak selamanya?

Tuan.
Pertiwi kini dirundung nestapa
Rupanya bukan dari alam yang ganas
Tapi dari air mata yang berlinang deras
Pada mereka yang meratapi mayat saudara semua ras
Dalam kemanusiaan yang telah terkikis lawas

Tuan.
Izinkan nalar kami kembali
Mengenal isi dan maksud asali
Biar sesaat saja menghela napas
Lebih peduli dan bijak pada wanti-wanti aras
Hingga merawat sesama dengan lebih waras


Memori dari Karang

Salam Hangat

 10 April 2020

De Sol al Tesoro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun