Pandemi corona sungguh membuat dunia penuh keheningan. Tak terlihat keributan dan hingar bingar di seluruh persimpangan jalan yang biasanya penuh berdesakan manusia.
Corona menembus masuk ke dalam arena yang biasanya penuh semarak dan kini harus berakhir sepi, corona membungkam teriakan para supporter tim olahraga seantero jagat.Â
Setelah sepak bola, kini Bola Basket yang terkena imbasnya. Lapangan yang biasanya bergetar oleh drible bola bundar besar itu kini harus diam membisu, seakan jaring yang tergantung lesu pada papan itu meneteskan pilu dari peluh para pemain yang dipaksa berdiam diri. Bukan karena lelah, tetapi karena harus di rumah saja.
Bola panas corona berhasil menghentikan pergerakan bola bundar dan merebutnya dari tangan para pemain. Corona kini melumpuhkan kedua tim dan memkasa pulang tanpa skor.
Tak hanya itu, bola corona kini lebih kejam lagi. Ia pemain untuk menerima potongan gaji karena pertandingan telah dibubar-paksakan tanpa kalah atau menang. Pemain terpaksa menerima 'kekalahan' jadwal bertanding.
Singkatan NBA tentu tidak asing lagi bagi para penikmati basket. National Basketball Association atau sering dikenal dengan NBA ini merupakan liga basket pria di Amrika Serikat dan merupakan liga basket paling bergengsi di dunia. Tidak heran jika banyak pemain basket dunia terkenal harus begadang dan bertandang di arena NBA.
NBA, sebagaimana diberitakan dalam https://as.com/baloncesto pada hari ini, mengusulkan pemotongan gaji para pemain basket sebesar 50% mulai 15 april. Sungguh sebuah angka yang cukup mengejutkan dan tentu saja menimbulkan banyak reaksi.
Salah satunya datang dari Asosiasi Pemain Basket Nasional (NBPA). Mereka menjelaskan bahwa mereka hanya akan menerima potongan gaji mereka sebesar 25%, bukan 50% dan berlaku mulai 15 mei, bukan 15 april. Mengapa ada pemotongan gaji?
Ini terjadi bukan karena kesalahan atau kelalain regulasi maupun karena tindakan indisipliner para pemain, melainkan sebagai dampak dari bola panas corona yang memaksa memangkas gaji sebesar itu.
Dari pihak NBPA, sebelumnya mereka telah memberikan informasi yang mengingatkan para pemain untuk mencermati kembali klausul kontrak mengenai peristiwa atau kondisi yang membuat ekonomi NBA tidak kondusif. Harapannya agar diperhatikan sehingga tidak menimbulkan masalah dalam pembayaran gaji mereka.