Mohon tunggu...
Tri Budiarto
Tri Budiarto Mohon Tunggu... Buruh - Rumpil dalane adoh tibane sampurna kang tinuju

Sarjana Ekonomi Alumni Agribisnis IPB sekaligus mantan penghuni Asrama Sylvapinus IPB selaku eks-pengurus maupun founder @SPBerkebun. Jarang berfikir normal. gaya bahasanya susah dimengerti,absurd dan abstrak. Saat ini sibuk menjadi budak dunia dan pemulung kata. so follow @paansiih :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisa Ekonomi Keynesian pada Makroekonomi Indonesia di Tahun Pemilu

19 Januari 2024   10:12 Diperbarui: 19 Januari 2024   10:22 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tahun pemilu Indonesia saat ini, kondisi makroekonomi Indonesia berada pada persimpangan yang kritis. Kebijakan ekonomi dan strategi menjadi fokus utama dalam wacana politik. Analisa ekonomi ini mencoba memberikan pandangan terhadap tantangan dan peluang yang dihadapi negara ini ketika menghadapi periode ini.

Teori Ekonomi Keynesian, yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes, menekankan peran intervensi pemerintah dalam menstabilkan dan mengelola ekonomi. Dalam konteks tahun pemilu Indonesia, kerangka kerja ini menjadi relevan karena para pembuat kebijakan berjuang dengan dampak krisis ekonomi global dan dampak lanjutan pandemi COVID-19 yang masih membayangi.

Salah satu pilar kunci dari ekonomi Keynesian adalah konsep permintaan agregat. Di Indonesia, menjaga dan merangsang permintaan agregat menjadi krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah, sesuai dengan prinsip Keynesian, dapat berperan sebagai alat yang kuat untuk meningkatkan permintaan, terutama selama periode ketidakpastian ekonomi. Tahun pemilu memberikan kesempatan bagi pemimpin politik untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang memprioritaskan pengeluaran publik pada proyek infrastruktur, program sosial, dan inisiatif lain yang berkontribusi pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Selain itu, Bank Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk lanskap ekonomi ini. Dalam kerangka Keynesian, kebijakan moneter(seperti penyesuaian suku bunga) dianggap sebagai alat pelengkap kebijakan fiskal dalam mengelola permintaan agregat. Saat pemilihan berlangsung, keputusan bank sentral mengenai suku bunga akan dipantau dengan cermat. Selanjutnya keseimbangan antara kebijakan moneter dan fiskal akan sangat krusial untuk mencapai stabilitas makroekonomi.

Pengangguran merupakan masalah mendesak lainnya di Indonesia. Hal ini diperparah oleh dampak ekonomi selepas pandemi. Penanganan pengangguran memerlukan intervensi aktif pemerintah. Ini bisa melibatkan program penciptaan lapangan kerja, inisiatif pelatihan vokasional, dan dukungan terarah untuk sektor-sektor yang paling terdampak oleh kehilangan pekerjaan. Saat calon-calon pemilihan menyampaikan platform ekonomi mereka, strategi mereka untuk mengatasi pengangguran dalam kerangka Keynesian kemungkinan besar akan mendapatkan perhatian signifikan dari pemilih.

Inflasi juga masih menjadi kekhawatiran yang tak terelakkan bagi ekonomi yang sedang berkembang mengingat itu merupakan faktor yang harus ditangani oleh para pembuat kebijakan. Para ekonom mengakui bahwa inflasi adalah konsekuensi wajar dari pertumbuhan ekonomi. Namun, jika tekanan inflasi menjadi terlalu tinggi, hal itu dapat merusak daya beli warga. Menemukan keseimbangan yang tepat menjadi sangat penting, dan tahun pemilihan memberikan kesempatan tepat bagi para kandidat untuk merumuskan pendekatan mereka dalam mengelola inflasi melalui campuran kebijakan fiskal dan moneter.

Sektor eksternal juga merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian dalam gambaran makroekonomi Indonesia. Dalam dunia yang terglobalisasi, faktor eksternal seperti dinamika perdagangan dan nilai tukar dapat sangat mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu negara. Ekonomi Keynesian menekankan pentingnya menjaga neraca pembayaran yang stabil untuk memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang. Calon-calon dalam pemilihan kemungkinan akan merinci strategi mereka untuk meningkatkan ekspor, menarik investasi asing, dan mengelola tantangan sektor eksternal.

Lebih lanjut, implikasi sosial dari kebijakan ekonomi tidak boleh diabaikan. Ekonomi Keynesian menekankan gagasan pertumbuhan inklusif, di mana manfaat pembangunan ekonomi secara luas dibagikan. Saat calon-calon pembuat kebijakan menyajikan visi mereka untuk masa depan, komitmen mereka untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan, meningkatkan layanan sosial, dan mengatasi kemiskinan akan menjadi krusial dalam menarik pemilih yang beragam.

Sebagai kesimpulan, penekanan pada pengelolaan permintaan agregat, penanggulangan pengangguran, pengendalian inflasi, dan peningkatan pertumbuhan inklusif akan menjadi tema sentral dalam platform ekonomi para kontestan pemilu. Saat pemilih mengevaluasi faktor ini, mereka akan memainkan peran kunci dalam membentuk arah kebijakan ekonomi Indonesia dalam tahun-tahun mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun