Mohon tunggu...
P A
P A Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Airlangga

Menulis Opini di Media publik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Solusi Mengurangi Tingkat Panas dalam Kota Bekasi

22 Desember 2024   13:34 Diperbarui: 22 Desember 2024   13:34 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Lahir dan dibesarkan di kota bekasi, selama saya tinggal disana saya selalu merasakan satu hal yang menurut saya menganggu saya saat beraktivitas yaitu, panas yang terjadi sepanjang hari dengan suhu rata-rata harian yang sangat tinggi yaitu 36-39 derajat celcius, dan parahnya selama pagi  hingga malam hari  suhu tidak mengalami perubahan signifikan,  namun turun menjadi di rentang 32-34 derajat celcius, dan ternyata masalah ini bukan hanya saya saja yang merasakannya melainkan menurut sumber sindonews.com menyatakan bahwa bekasi memang dinominasi menjadi salah satu kota paling terpanas di Indonesia, tepatnya adalah no 4 se-indonesia dan oleh karena itu saya akan mengangkat topik mengenai permasalahan panas yang berlebihan di Kota Bekasi di rubrik opini saya pada kali ini.

Masalah yang pertama menurut saya yang merupakan salah satu kontributor mengapa bekasi sangat panas ialah, banyaknya kendaraan yang melintas setiap harinya di kota bekasi, solusi menurut saya adalah mulai dari yang  paling minimal ialah, pembangunan infrastruktur kendaraan umum yang dapat menjangkau seluruh daerah kota bekasi sampai ke daerah terkecil dan terjauh pun, memang bisa kita mabil contoh dari kota jakarta, sudah ada perintah langsung dari pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur publik transport di jakarta dan dan juga menambahkan armada angkutan umum umum mengingat populasi di jakrta sangatlah padat, seperti memperbanyak halte dan mengganti armada bus yang awalnya bertenaga bensin  dengan bus yang bertenagakan listrik, seharusnya disini Pemerintah bekasi bisa  mengambil contoh sebagai salah satu kota dan kabupaten dengan penduduk terbanyak dan juga dengan pendapatan pajak dan retribusi daerah yang sangat mencukupi untuk memperbaiki infrastruktur angkutan umum yang dimilikinya, dengan memperbaiki dan memperbanyak halte-halte bus, cepat atau lambat publik pasti akan mulai beralih dari yang awalnya beorientasi pada mindset "harus memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi untuk kemana-mana" menjadi " lebih baik kita menggunakan transport umum untuk kemana-mana" apalagi bila angkutan umumnya sudah memasuki daerah yang terpelosok sekalipun dan itu tentu akan sangat berdampak bagi panas yang akan berkurang perlahan seiring dengan berkurangnya jumlah polusi yang disumbangkan oleh kendaraan pribadi setiap harinya.

Solusi kedua yang menurut saya tidak kalah pentingnya untuk diterapkan adalah menguji emisi setiap kendaraan yang berada di jalanan, serta membuat standar kelayakan transportasi untuk bisa beroperasi di jalanan kota bekasi, uji emisi merupakan hal penting mengingat banyak kendaraan dari berbagai rentang usia yang masih berkendara di jalanan - jalanan bekasi, oleh karena itu harus diadakan uji emisi sesuai dengan tahun kendaraan tersebut dibuat, dan juga menguji kelayakan berkendaranya dan atribut pada kendaraan tersebut seperti, lampu yang menyala, sistem knalpot yang masih layak dan standar pabrikan, dan juga kesehatan kondisi mesin kendaraan itu sendiri, tidak mengebul asap hitam atau mengeluarkan asap putih, dan uji emisi ini harus berlaku pada semua kendaraan milik publik dan juga milik pemerintah, seperti truk sampah dan bis-bis angkutan umum yang dimiliki oleh berbagai institusi daerah pemerintah yang kadang karena kondisi dan umur pemakaian yang sudah lama maka kadang sudah tidak layak pakai, peraturan ini harus dibuat dan dengan prinsip sama rata, tidak ada kendaraan yang dibolehkan lolos dengan "uang pemulus" melainkan semua diuji kelayakan dan emisi gas buangnya, dan pada akhirnya mendapat sertifikat kendaraaan yang layak jalan di  kota bekasi.

Ketiga atau solusi terakhir dari saya adalah dengan melakukan penanaman 1 pohon per hari non stop disetiap kecamatan, memang terdengar  ambisius dan sangat jauh kedepan, tapi memang disini kita harus memandang dengan kacamata yang beorientasi pada keberlanjutan untuk masa yang akan datang, dan disela menanami pohon dapat juga dilakukan perbaikan pada  tata lahan kota dan kabupaten bekasi dengan menanamkan pohon-pohon yang berkanopi besar di sela-sela jalan-jalan di bekasi untuk membatnu pejalan kaki yang berjalan di trotoar agar tidak langsung dikenai panas dari matahri, dan juga menurut saya sangat baik apabila diadakan pembangunan paru-paru kota yang besar ditengah daerah/jalanan yang padat polusi sehingga, walaupun tidak akan 100% menghilangkan polusi yang menyebabkan panas, namun dengan adanya kanopi dan paru-paru kota di tengah jalanan besar bisa sangat mengurangi terik-terik sinar matahari siang, dan dapat membuat kesan sejuk di tengah kota bekasi yang saat ini sangat berasa padat dan sesak.

Sekian rubrik opini dari saya, mohon maaf apabila ada salah kata, sekian dan terimakasih !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun