Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Bertema Kemerdekaan Indonesia Singkat: Merdeka Dimulai dari Dalam Kelas

19 Agustus 2021   12:59 Diperbarui: 19 Agustus 2021   13:11 23988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuh belas Agustus sudah berlalu, tapi suara dan teriakan merdeka masih terdengar dari berbagai penjuru Bumi Pertiwi. Tentu saja, kan? Setidaknya masing-masing warga begitu ingin memerdekaan diri, keluarga, bahkan negeri ini dari pandemi corona.

Walau begitu kisahnya, kemerdekaan meliputi berbagai aspek kehidupan sehingga tidak melulu berkisah tentang bambu runcing semata. Kemerdekaan juga bisa datang dari dalam rumah, atau bahkan juga datang dari dalam kelas.

Nah, di sini aku bakal menyajikan cerpen bertema Kemerdekaan Indonesia sederhana yang berkisah tentang pentingnya merdeka di dalam kelas.

Mari langsung disimak saja, ya:

Cerpen: Kelas yang Merindukan Kemerdekaan

"Rif, sebentar lagi 17 Agustus dan sekolah bakal menilai kebersihan kelas. Bagaimana kalau sebaiknya kita rapat dan bagi-bagi tugas kebersihan nanti siang?"

"Ah, nantilah. Penilaiannya kan masih lama. Palingan tanggal 16 Agustus. Santai saja. Sekarang kan baru tanggal 10 Agustus. Kita bersih-bersih pada tanggal 16 Agustus pagi saja."

Percakapan kedua siswa SMP itu berhenti hanya sampai di sana. Arif sebagai seorang ketua kelas VII C memang memiliki kepribadian yang cukup unik.

Dia tidak banyak bicara, dan parahnya Arif sangat jarang mau menerima saran dari teman-teman sekelasnya. Jangankan saran dari siswa, perkataan guru pun belum tentu ia dengar sepenuhnya.

Imbas dari sikap ketua kelas yang sulit diajak kompromi, akhirnya para siswa perlahan semakin antipati.

Ketika mereka kesal lalu berkata: "Rif, kamu kan ketua kelas, mari kita bicarakan baik-baik, dong!" Arif pun menjawab dengan santai:  "Lha, yang ketua kelas siapa, aku, kan? Lagian kalian pula yang memilihku. Sudahlah. Turuti saja apa aturanku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun