Kuajak kau untuk melihat betapa baiknya Allah. Hamparan permadani hijau di depan matamu sangatlah indah. Tak kurang suatu apa pun jika kau mau berupaya.
Bukit-bukit dan gunung-gunung sudah tersusun rapi. Tiada bisa kau tandingi walau berpeluh sampai mati.
Kuajak kau untuk merasakan betapa baiknya Allah. Hamparan kelegaan berbaris merdu di bangku kesepian.
Kau menangis lalu tertawa. Kau tersenyum lalu bahagia. Kau marah lalu murung berlama-lama. Tapi kau akan selalu ceria andai mau bersyukur atas nikmat-Nya.
Kuajak kau untuk mengenal betapa baiknya Allah. Hamparan jasad tersusun rapi bersama sempurnanya rupa.
Kakiku melangkah. Tanganmu bertingkah. Mulutmu berdekah. Lebih lengkap daripada kisah sutradara dalam naskah.
Kuajak kau untuk merenungi betapa baiknya Allah. Di kala kau gundah Dia hadirkan tujuan. Di kala kau senang Dia hadirkan ujian. Dan untuk Dialah sebaik-baiknya pujian.
Kuajak kau untuk mensyukuri dirimu tentang betapa baiknya Allah. Hamparan ladang subur sudah bersiap untuk menyapa. Tinggal menunggu giliran siapa yang bakal menjadi tanah.
Napas ini tersisa sedikit. Saban hari terasa sempit. Rasa puas dunia semakin pahit. Tidak pernah cukup untuk membayangkan betapa baiknya Allah.
Pada sisa-sisa umur, syukur menjadi nikmat. Shalawat mencuci hati yang sudah berkarat. Berharap pahala dan syafaat. Juga, betapa baiknya Allah jika kita taat.