Sejatinya, tiap-tiap diri berhak untuk menggapai impian di masa depan yang lebih cerah, kan?
Tentu saja. Ada segudang rencana yang kemudian ditata dengan harapan segera sukses. Penataan rencana tersebut membutuhkan strategi khusus. Bisa dengan belajar, berlatih, trial and error, hingga berkaca dari pengalaman masa lalu.
Masing-masing diri tentu memiliki target impian yang berbeda sehingga strategi yang bakal dipilih juga tidak bisa disamakan.
Meski begitu, sebelum berkisah tentang strategi untuk menggapai masa depan yang lebih cerah, ada beberapa mindset alias pola pikir yang perlu diluruskan.
Terang saja, terkadang strategi pencapaian harapan di hari esok bisa saja gagal hanya gegara mindset kita yang keliru. Sebagai contoh, kita menganggap kejenuhan sebagai alasan untuk berhenti untuk menggeluti sesuatu yang sebelumnya disukai.
Apakah salah? Jenuhnya tidak salah, tapi pilihan untuk berhenti tadi barangkali merupakan kesalahan. Padahal, solusinya cukup simpel, yaitu dirimu maupun diriku butuh istirahat sebentar, atau mungkin pula perlu jalan-jalan seraya mengusir udara kepenatan.
Tidak jauh berbeda, untuk menggapai masa depan yang lebih cerah juga begitu. Sebelum mengulik-ulik strategi, kita perlu terlebih dahulu menata mindset.
Nah, kali ini rasanya kita bisa belajar dari emas, bahwa si kuning logam mulia ini menawarkan kita seberkas pola pikir untuk sukses.Â
Tercatat, ada 3 pola pikir terkait perbaikan masa depan yang bisa kita petik dari emas. Apa saja?
Pertama, Emas Mengajak Kita untuk Menyisihkan, bukan Menyisakan
O ya, sekilas, diksi "Menyisihkan" versus "Menyisakan" itu terdengar sama, bukan? Tapi ternyata kenyataannya tidak.