Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Aku Cukup Rajin Mengoleksi Pernak-pernik Inter Milan, tapi...

5 Mei 2021   23:57 Diperbarui: 6 Mei 2021   00:05 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua berawal dari kesukaanku terhadap warna biru, tepatnya saat aku mulai duduk di bangku kuliah. Dan gegara aku sering diajak oleh temanku untuk bermain PES dan Winning Eleven, akhirnya aku "naksir" dengan Inter Milan.

Sejujurnya sejak kecil aku tak terlalu senang nonton bola. Main bola pun kadang-kadang, dan aku lebih suka bermain bola sepak plastik karena ringan, tidak sakit jika terkena badan, serta mudah untuk dibelokkan arahnya.

Bahkan, aku malah baru mulai cukup rajin nonton bola pada gelaran Indonesian Super League (ISL) musim 2011-2012. Tahun itu adalah tahun perdana kami memasang parabola. Seingatku begitu, karena sebelumnya kami hanya memasang antena UHF.

Lucunya, klub bola yang sering kutonton malah Sriwijaya FC, bukan Internazionale Milano. Para pemain utama SFC seperti Keith Kayamba Gumbs, Firman Utina, M. Ridwan, hingga Lim Jun Sik kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagiku.

Namun, hari demi hari berlalu, akhirnya tibalah suatu waktu di mana aku mengenal Inter Milan.

Waktu itu masih tahun 2012, aku menonton berita olahraga dan kulihat aksi apik Diego Milito yang menjadi Man Of The Match (MOTM) sekaligus menyumbang 2 gol pada final Liga Champion kontra Bayern Munich pada tahun 2010.

Aku terkesan dengan penampilan Diego bersama Nerazzurri yang kala itu dilatih oleh The Special One Jose Mourinho. Meski begitu, secara khusus aku malah menyukai warna jersey Inter yang mengusung warna biru hitam.

Jersey terbaru Inter Milan musim 2020-2021. Foto: Inter.it
Jersey terbaru Inter Milan musim 2020-2021. Foto: Inter.it

Bagiku, warna biru pada jersey Inter Milan yang mewakili langit terlihat terang dan nyaman di pandang oleh mataku. Perpaduan terangnya warna biru tersebut jadi seimbang karena ada warna hitam yang mewakili malam.

Gara-gara warna jersey itu pula akhirnya aku sering menggunakan klub Inter Milan ketika bermain Play Station 2, Winning Eleven, hingga PES 2013-PES 2019.

Selain Sering Main PES, Aku Rajin Mengoleksi Pernak-pernik Inter Milan

Musim ini Samir Handanovic dkk sudah dipastikan merengkuh scudetto bersama pelatih Antonio Conte. Sungguh penantian yang panjang sejak tahun terakhir Inter juara, yaitu tahun 2010.

Alhasil, selama rentang tahun 2012-2018 performa Inter Milan begitu angin-anginan. Berkali-kali gonta-ganti pelatih, namun susah setengah mati walau hanya untuk duduk di peringkat Zona Champions. Inter lebih sering berlaga di "Liga Malam Jumat".

Meski begitu, fakta tersebut tidak membuat aku galau. Soalnya aku lebih menyukai warna jersey Inter Milan. Hahaha.

Seingatku, tahun 2013 adalah tahun pertama aku membeli laptop. Berselang beberapa bulan, akhirnya aku menginstal gim PES 2013. Mulai saat itulah porsi bermain PES-ku bertambah. Dan tidak cukup sampai di sana, aku pun jadi berhasrat ingin mengoleksi pernak-pernik ala Inter.

Adapun beragam koleksi barang Inter Milan yang masih kumiliki hingga hari ini, antara lain:

Garskin Laptop Bergambar Logo Inter Milan

Garskin Laptop berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika
Garskin Laptop berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika

Pernah suatu hari, laptopku merajuk sehingga harus kuantar ke tempat servis computer untuk instal ulang. Nah, saat ingin menjemput laptop, kebetulan aku melihat garskin alias skin guard laptop dengan gambar logo Inter Milan 3 dimensi. Karena tertarik, akhirnya kubeli saja.

Kaos, Training, dan Jaket Inter Milan

Aku saat mengenakan kaos berkerah dan training Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika
Aku saat mengenakan kaos berkerah dan training Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika

Tahun 2017, aku sibuk bekerja di tanah rantau. Aku juga beruntung karena di sana bertemu rekan kerja yang juga main PES. Hahaha. Karena sering bermain di kala libur kerja pabrik, kami sering berkumpul dan bermain.

Gegara melihat rekanku sering pakai jersey MU, aku pun tertarik untuk tampil lebih mencolok dengan warna biru ala Nerazzurri. Alhasil, aku beli sepaket pakaian berlogo Inter Milan yang memiliki warna dominasi biru. Ada kaos dan jaket hoodie.

Ketika sudah aktif mengajar pula demikian. Aku menambah koleksi kaos berkerah lengan pendek plus celana training ala Inter Milan. Perasaanku, ketika memakai atribut tersebut, aku jadi semakin pede. Ahayy!

Stiker Inter Milan untuk Motor Matic Full Body

Stiker Inter Milan pada Motor Matic ku. Dok. Ozy V. Alandika
Stiker Inter Milan pada Motor Matic ku. Dok. Ozy V. Alandika

Tahun 2018 akhir, aku pulang kampung dan memutuskan untuk mendaftarkan diri sebagai guru honorer di SMP Negeri. Untuk memudahkan pekerjaanku, aku pun membeli sebuah motor matic second.

Nah, karena warna motor matic ini putih dan sudah cukup usang, akhirnya aku mencoba melirik stiker motor matic yang full body. Iseng kuketik stiker motor Inter Milan, eh ternyata ada. Harganya waktu itu Rp215.000. Cukup murah, kan? Langsung kubeli. Hahaha

Helm dengan Logo Inter Milan

Helm berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika
Helm berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika

O ya, memasuki tahun 2019, aku mulai aktif kuliah sambil kerja. Karena sering pergi ke kampus dengan jarak 90-an kilometer, aku jadi sensitif dengan helm. Ya, waktu itu aku masih memakai helm SNI, namun cukup berat di kepala. Alhasil, aku sering kepusingan.

Sontak saja, setelah gajian (3 bulan sekali waktu itu) aku pun kembali iseng mencari helm yang berlogo Inter Milan. Aku cari helm standar SNI, namun ringan, eh, ternyata ada pula dan tersedia di marketplace. Langsung deh, aku beli dan helm itu selalu kupakai hingga sekarang.

Case HP dengan Logo Inter Milan

Case Hape-ku berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika
Case Hape-ku berlogo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika

Jika dipikir-pikir, barang koleksiku yang berupa pernak-pernik Inter Milan sudah cukup banyak, bukan? Coba saja bayangkan penampilanku kala menggunakan motor matic, helm, dan berkaos Inter. Rasa-rasanya sudah interisti banget dah! Hahaha.

Tapi, kembali lagi gara-gara menyukai warna biru aku pun tertarik untuk memiliki case HP warna biru dengan logo khas Inter Milan. Kebetulan pula hape-ku berwarna biru, jadinya cocok.

Kala itu aku beruntung karena si penjual produk case menawarkan free ongkir. Desainnya pula bisa kupilih sendiri dan yang terpenting adalah, case ini mampu melindungi hape-ku agar tidak pecah saat terjatuh.

Masker dengan Desain Gambar Inter Milan

Masker dengan desain logo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika
Masker dengan desain logo Inter Milan. Dok. Ozy V. Alandika

Beranjak ke tahun 2020, akhirnya wajah bumi ini agak suram karena kedatangan wabah pandemi covid-19. Kebiasaan pun berubah, dan selang beberapa bulan sejak pandemi, penggunaan masker pun mulai menjadi gaya hidup.

Saat membeli masker, lagi-lagi aku iseng mencari masker dengan logo Inter Milan. Keisengan ini datang kala Liga Serie A musim 2020-2021 kembali digelar dengan tanpa kehadiran penonton.

Gegara melirik pemain dan official team Nerazzurri menggunakan masker bermotif Inter Milan, aku pun ikut-ikutan. Lagi-lagi aku terpesona dengan setelan warna biru-hitam yang didesain ala heksagon. Bagiku pribadi, itu keren.

***

O ya, dulu aku juga sempat mengoleksi jam tangan Inter Milan. Sayangnya jam tersebut sudah terlebih dahulu rusak sebelum sempat kufoto.

Jika dilirik lagi, agaknya barang-barang koleksiku yang bergaya Inter Milan ternyata cukup banyak. Meski demikian, aku membelinya bukan semata karena mengedepankan emosi melainkan juga membarenginya dengan kebutuhan fungsional.

Jalan-jalan, yok. Ehem. Dok. Ozy V. Alandika
Jalan-jalan, yok. Ehem. Dok. Ozy V. Alandika

Ya, sejatinya aku bisa saja membeli baju batik Inter Milan, syal Inter Milan, sepatu Inter Milan, atau bahkan kaos limited edition yang bertanda tangan pemain Nerazzurri. Tapi entah mengapa dari dulu aku sama sekali tak menginginkannya, meskipun aku juga interisti.

Aku berpikirannya begini, kalau intensitas belanjaku untuk membeli pernak-pernik klub La Benemata lebih banyak menghabiskan uang tanpa mempertimbangkan nilai fungsi, bagiku itu sudah masuk ranah jajan yang "kurang sehat".

Tambah lagi, aku punya prinsip "tidak akan membeli yang baru selama yang lama masih bisa digunakan" ketika menggunakan barang. Entah itu baju, sepatu, HP maupun laptop.

Bahkan, tas yang kupakai untuk mengajar di sekolah hari ini adalah tas yang kubeli pada saat pertama masuk kuliah S-1, tepatnya pada tahun 2012. Padahal, bisa saja sebenarnya jikalau aku ingin membeli tas baru dengan logo Inter Milan, kan? Tapi aku enggak niat. Hahaha

Ya sudah, sampai di sini saja, ya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun