Sekilas, berkendara sepeda motor bagi kita yang sudah mahir dan terbiasa tidak memerlukan begitu banyak tips. Yang penting kita pakai helm, menggunakan perlengkapan keselamatan, mematuhi rambu lalu lintas syahdan mengendarai motor dengan hati-hati.
Hanya saja, beda kiranya ketika tantangan berkendara sepeda motor pada bulan Ramadan. Terang saja, ketika kita sedang menjalankan ibadah puasa, derajat fokus cenderung berkurang.
Apa lagi ketika hari sedang terik. Pandangan mata, kalau tidak lihat iklan televisi ya lihat jajanan di warung! Ups, tidak begitu. Aku hanya bercanda. Tidak mungkinlah, ya. Belum juga genap seminggu berpuasa, masa sudah loyo aja! Hahaha
Sedikit aku berkisah, tadi siang aku sengaja berangkat ke kota Bengkulu karena ada keperluan temu dosen di kampus. Jarak dari rumahku (Curup) ke kota Bengkulu lumayan jauh, tepatnya 90 KM dan mampu kutempuh dalam waktu 2-2,5 jam.
Cukup jauh sebenarnya, tambah lagi aku bepergian menggunakan sepeda motor di siang hari. Panasnya terasa, teriknya sesekali menyiksa, dan rasa kantuk kadang ingin bertamu dengan segera.
Meski begitu, aku sudah sering menempuh jarak yang cukup jauh dengan sepeda motor. Bahkan, hampir tiap hari aku menghabiskan seperempat waktu harianku demi mengukur jalan. Maksudku, mengukur masa depan.
Hanya saja, pada hari perdana "berperang" melawan hawa nafsu ini aku cukup merasakan perbedaan yang mencolok dalam berkendara.
Tadi, sewaktu pergi, jalan raya yang juga merupakan jalan lintas Lubuk Linggau -- Bengkulu ini cukup sepi. Meski begitu, aku beberapa kali hilang fokus dan beberapa kali mengerem mendadak ketika melewati tikungan.
Cukup aneh sebenarnya. Padahal tadinya aku sudah sarapan lho, eh, maksudku sahur. Tapi entah mengapa fokus berkendaraku jadi rawan lenyap. Alhamdulillah, beruntung dalam waktu 2 jam tadi aku bisa sampai ke kota Bengkulu dengan selamat.